Terminal LPG Bima Rampung. |
Jakarta - Pembangunan Terminal LPG Bima, yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), telah tuntas sepenuhnya. Proyek ini mendapat pengawasan dan pengamanan intensif dari Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung RI melalui Program Pengamanan Pembangunan Strategis (PPS).
Melalui agenda exit meeting PPS terkait Pembangunan Tangki Terminal LPG Bima, pengawasan terhadap proyek ini resmi berakhir. Proyek dinyatakan berjalan sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku.
Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat PT Pertamina Patra Niaga, Eduward Adolof Kawi, mengungkapkan bahwa kehadiran Terminal LPG Bima merupakan bukti nyata komitmen Pertamina dalam memperkuat distribusi energi di wilayah Indonesia Timur.
Terminal LPG Bima mulai tahap uji coba pada akhir Desember 2023 dan beroperasi secara reguler sejak awal Januari 2024.
“Penyelesaian proyek ini sangat penting karena dampaknya besar dalam mendukung ketersediaan energi yang merata hingga ke seluruh wilayah Indonesia,” tambah Eduward.
Program PPS bertujuan memastikan proyek terlindung dari berbagai Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT). Dengan penerapan prinsip GCG, proyek ini berhasil diselesaikan tepat waktu dan sesuai tujuan awal.
Pada forum evaluasi dan apresiasi exit meeting, Direktur PPS Jamintel Kejaksaan Agung RI, Irene Putria, menyampaikan bahwa seluruh potensi AGHT berhasil diatasi selama pelaksanaan proyek. Hal ini memastikan proyek berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Program PPS adalah bentuk dukungan kami terhadap keberhasilan Proyek Strategis Nasional.
Kesuksesan Terminal LPG Bima menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan lembaga negara dalam pembangunan infrastruktur strategis nasional. Proyek ini tidak hanya memperkuat distribusi energi di NTB tetapi juga menjadi contoh nyata komitmen bersama dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yang bermanfaat luas bagi masyarakat.(BY)