Air Mata Perpisahan, Bupati Sutan Riska Pamit dengan Penuh Kenangan -->

Iklan Muba

Air Mata Perpisahan, Bupati Sutan Riska Pamit dengan Penuh Kenangan

Rabu, 19 Februari 2025
.


Dharmasraya, fajarsumbar.com - Langit mendung seakan ikut merasakan kesedihan yang menyelimuti halaman Kantor Bupati Dharmasraya, Selasa (18/2/2025). Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan walinagari berdiri dalam barisan rapi, menanti momen yang akan menjadi perpisahan bersejarah bagi Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan.


Saat langkahnya mantap menuju podium, keheningan menyergap seluruh hadirin. Tidak ada lagi riuh rendah, hanya tatapan penuh haru yang tertuju pada sosok pemimpin yang telah menakhodai Dharmasraya selama dua periode. Sutan Riska berdiri tegak, tetapi dalam suaranya yang lantang, terselip getaran emosi yang sulit disembunyikan.


"Sembilan tahun bukan waktu yang singkat. Terlalu banyak kenangan, perjuangan, dan kebersamaan yang telah kita lalui. Terima kasih untuk setiap keringat dan usaha yang telah diberikan demi Dharmasraya tercinta," ucapnya dengan suara yang mulai bergetar.


Para ASN tampak berusaha menahan air mata. Beberapa bahkan tak kuasa menyembunyikan rasa kehilangan mereka. Pidato yang awalnya penuh ketegasan berubah menjadi refleksi mendalam akan perjalanan panjang penuh suka dan duka.


"Saya sadar, dalam perjalanan ini, mungkin ada kata-kata dan kebijakan yang tak selalu menyenangkan. Jika ada kekhilafan, saya dengan tulus meminta maaf," lanjutnya.


Mata yang berkaca-kaca kini menyebar di antara barisan. Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa kepergian Sutan Riska sebagai Bupati Dharmasraya adalah sebuah akhir dari era yang penuh pencapaian.


Sutan Riska menegaskan bahwa semua pencapaian selama masa kepemimpinannya bukanlah hasil kerja individu, melainkan kerja kolektif yang didorong oleh komitmen dan kebersamaan.


"Kemajuan yang kita lihat hari ini adalah buah dari kerja keras kita semua. Tanpa semangat gotong royong dan kerja sama yang solid, kita tak akan sampai pada titik ini. Saya bangga bisa berjalan bersama kalian," katanya.


Di bawah kepemimpinan Sutan Riska, banyak perubahan besar terjadi. Dari peningkatan infrastruktur hingga perbaikan pelayanan publik, Dharmasraya kini dikenal sebagai daerah yang berkembang pesat. Bahkan, kepercayaan masyarakat dan pemerintah pusat terhadap Dharmasraya semakin menguat.


Mengakhiri masa jabatannya, Sutan Riska berpesan kepada ASN agar terus meningkatkan kapasitas dan profesionalisme mereka. Ia menekankan bahwa perubahan adalah bagian dari dinamika pemerintahan yang tidak boleh ditakuti.


"Jangan pernah takut terhadap mutasi. Itu bukan hukuman, melainkan kesempatan untuk berkembang. Dimanapun kalian berada, tetaplah bekerja dengan sepenuh hati. Karena setiap peran memiliki kontribusi penting untuk Dharmasraya," tegasnya.


Dalam momen yang penuh emosional ini, Sutan Riska juga mengajak seluruh ASN untuk memberikan dukungan penuh kepada kepemimpinan baru di Dharmasraya, Annisa-Leli.


"Keberlanjutan pembangunan tak boleh terhenti hanya karena pergantian pemimpin. Saya harap semua tetap menjaga kekompakan dan bekerja dengan penuh loyalitas demi masa depan yang lebih baik," pesannya.


Sementara itu, Ny. Puti Intan Dewi, yang selama ini setia mendampingi suaminya, turut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh ASN dan masyarakat Dharmasraya. Dengan suara lembut, ia mengungkapkan harapannya agar silaturahmi yang telah terjalin tetap terjaga.


Momen paling emosional terjadi ketika Sutan Riska dan istrinya turun dari podium untuk menyalami satu per satu ASN yang hadir. Beberapa pegawai tak kuasa menahan tangis, memeluk pemimpinnya dengan erat. Sutan Riska sendiri tampak berusaha keras menahan emosinya.


Dengan diiringi Sekda H. Adlisman beserta Ketua DWP, Sutan Riska dan keluarganya kemudian menuju kediaman pribadinya di Nagari Sungai Rumbai, memulai babak baru pengabdian sebagai bagian dari masyarakat.


Di bawah rintik hujan yang jatuh perlahan, perpisahan ini bukan sekadar akhir, tetapi juga awal dari perjalanan Dharmasraya menuju masa depan yang lebih maju, mandiri, dan berbudaya.(Jpr)