![]() |
Target Pertumbuhan Ekonomi 8% |
Jakarta – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2025. Namun, realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2024 justru mengalami penurunan menjadi 4,95%, turun dari angka 5% pada kuartal sebelumnya. Kondisi ini memunculkan keraguan terhadap pencapaian target yang dianggap kurang realistis.
Tren Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pada awal 2024, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,11% di kuartal pertama dan turun sedikit menjadi 5,05% di kuartal kedua. Meski demikian, angka ini masih lebih tinggi dibanding kuartal III yang mencatatkan pertumbuhan 4,95%.
Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Bambang Brodjonegoro, menyatakan bahwa kebijakan ekonomi global, termasuk dampak dari kebijakan Donald Trump, tidak akan terlalu berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
"Kebijakan Trump yang cenderung satu arah tidak akan terlalu berdampak signifikan. Secara eksternal, kondisi global tidak akan banyak membantu, sehingga faktor domestik harus menjadi perhatian utama," ujar Bambang dalam Forum Economic Outlook 2025 pada Selasa (4/2/2025).
Faktor Pendorong Pertumbuhan 2024
Menurut Bambang, pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester pertama 2024 didorong oleh penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada yang meningkatkan aktivitas ekonomi.
"Pada paruh pertama 2024, ekonomi terdorong oleh Pemilu, baik Pemilu legislatif di Februari maupun Pilkada. Selain itu, momentum Ramadan dan Lebaran juga turut menjadi faktor pendorong. Jika harga komoditas tidak dalam kondisi puncak, maka ekonomi Indonesia sangat bergantung pada momen-momen besar seperti ini," jelasnya.
Namun, Bambang menilai bahwa pertumbuhan ekonomi 2025 kemungkinan tidak akan setinggi 2024, mengingat tidak ada lagi faktor pendorong seperti Pemilu.
"Tahun 2025 tidak ada lagi Pemilu, sehingga mesin penggerak ekonomi tidak akan sekuat tahun sebelumnya," katanya.
Keberhasilan Program Pemerintah Menjadi Kunci
Lebih lanjut, Bambang menuturkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2025 akan sangat bergantung pada kebijakan utama Presiden terpilih Prabowo Subianto, khususnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan 3 juta rumah.
"Jika ingin mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa mengandalkan Pemilu, maka keberhasilan program-program Prabowo seperti Makan Bergizi Gratis dan pembangunan 3 juta rumah akan menjadi faktor kunci," ujarnya.
Ia menambahkan, apabila program ini dapat dieksekusi dengan baik, maka dampaknya tidak hanya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga mendukung pemerataan ekonomi di berbagai sektor.
Program MBG dinilai mampu menggerakkan perekonomian lokal dengan melibatkan produsen bahan pangan dan penyedia jasa lokal.
"Program Makan Bergizi Gratis bisa menjadi penggerak ekonomi daerah karena menggunakan bahan pangan lokal dan melibatkan penyedia lokal," jelasnya.
Sementara itu, pembangunan 3 juta rumah diprediksi akan memberikan dampak signifikan terhadap sektor properti dan konstruksi, yang dikenal memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Sektor properti dan konstruksi memiliki efek berganda yang besar, serta melibatkan banyak sektor lain sehingga pemerataan ekonomi bisa lebih luas," pungkas Bambang.(BY)