![]() |
. |
Padang, fajarsumbar.com – Sore yang panas di Stadion H. Agus Salim, Minggu (4/5/2025), berubah menjadi momen penuh ledakan emosi dan sorak sorai ribuan pendukung setia Kabau Sirah. Di hadapan publiknya sendiri, Semen Padang berhasil menundukkan Madura United dengan skor dramatis 2-1—sebuah kemenangan yang tak hanya penting, tapi juga berharga nyawa, karena mengangkat mereka dari jurang degradasi Liga 1 2024/2025.
Laga ini seperti kisah dari lembar drama yang ditulis Tuhan sendiri. Ketika waktu nyaris habis dan harapan mulai memudar, muncul satu nama yang menjelma pahlawan. Muhammad Ridwan, yang dengan sundulannya di menit akhir membawa Semen Padang kembali bernapas lega di tengah musim yang begitu menekan.
Pertandingan dimulai dalam tensi tinggi. Sejak menit awal, baik Semen Padang maupun Madura United langsung menunjukkan permainan terbuka dan agresif. Keduanya tahu, laga ini bukan sekadar pertandingan biasa—melainkan pertarungan hidup dan mati di papan bawah klasemen.
Namun, sepanjang 45 menit pertama, duel di lapangan lebih banyak diwarnai saling serang tanpa hasil. Sejumlah peluang tercipta, namun ketenangan barisan belakang dan penyelamatan gemilang dari kiper kedua tim membuat skor kacamata tak berubah hingga turun minum. Suporter tuan rumah mulai gelisah. Deru terompet dan nyanyian dukungan tak henti menggema dari tribun barat hingga timur. Harapan pun tertambat pada babak kedua.
Memasuki babak kedua, pelatih kepala Semen Padang menginstruksikan anak asuhnya untuk tampil lebih menekan. Hasilnya terlihat di menit ke-52. Lewat serangan dari sisi kanan, Bruno Gomes mengirim umpan silang mendatar yang langsung disambar oleh Cornelius Stewart. Bola mengarah tepat ke sudut kiri bawah gawang Madura United yang dikawal Miswar Saputra.
Stadion pun meledak dalam euforia. Stewart, penyerang asal Saint Vincent and the Grenadines itu, langsung berlari ke arah tribun utara, mengepalkan tangan ke udara sambil berteriak lepas. Gol tersebut membakar semangat pemain lain, namun justru menjadi pemicu bangkitnya tim tamu.
Tak butuh waktu lama, Madura United memberikan respons. Delapan menit berselang, tepatnya di menit ke-60, mereka memanfaatkan situasi bola mati yang membuat pertahanan Semen Padang kocar-kacir. Dalam kemelut di depan gawang, Jordy Wehrmann, gelandang asal Belanda, berhasil mencocor bola masuk ke dalam gawang Arthur Augusto. Skor pun imbang 1-1.
Gol ini mengejutkan para pemain Kabau Sirah. Sebagian mulai tampak frustrasi, namun pelatih tetap tenang di pinggir lapangan. Ia terus menginstruksikan, menenangkan, dan memotivasi anak asuhnya.
Waktu berjalan cepat. Semen Padang mencoba membalas melalui beberapa peluang dari Bruno Gomes dan Stewart. Sayangnya, dua peluang emas yang mereka dapat gagal dikonversi menjadi gol karena penyelesaian akhir yang terburu-buru dan penjagaan ketat dari barisan belakang Madura United.
Ketika pertandingan memasuki masa injury time dan bayang-bayang degradasi kembali membayang, datanglah momen yang akan dikenang sepanjang musim oleh para pendukung Kabau Sirah. Menit ke-91, Semen Padang mendapat tendangan sudut. Bola dikirimkan oleh Irkham Mila, mengarah ke tiang jauh.
Dalam kerumunan pemain, Muhammad Ridwan muncul seperti hantu, menyundul bola dengan tajam ke sudut kanan gawang Madura United. Gol! Stadion meledak, tangis haru pun tumpah dari sebagian penonton. Ridwan langsung bersujud, rekan-rekannya menumpuk tubuhnya dengan penuh sukacita. Skor menjadi 2-1 untuk Semen Padang dan bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.
Kemenangan ini tak hanya membawa tiga poin penting bagi Semen Padang, tetapi juga menempatkan mereka sementara di posisi ke-15 klasemen dengan 31 poin—cukup untuk keluar dari zona degradasi. Sebaliknya, kekalahan ini membuat Madura United makin terperosok, kini hanya unggul dua poin di peringkat ke-13 dengan 33 poin.
Tak ada pesta besar malam itu di Padang. Tapi ada kelegaan yang luar biasa. Ada air mata di mata para pemain dan ofisial. Mereka sadar, perjuangan masih panjang. Namun, malam itu, mereka telah menulis cerita yang luar biasa tentang keberanian, ketekunan, dan keyakinan untuk terus bertahan.
Semen Padang menurunkan susunan pemain inti terbaik mereka: Arthur Augusto; Dodi Alekvan Djin, Irkham Mila, Tin Martic, Zidane Pramudya Afandi; Alhassan Wakaso, Ricki Ariansyah, Rosad Setiawan; Bruno Gomes, Cornelius Stewart, dan Firman Juliansyah.
Sementara Madura United tampil dengan Miswar Saputra; Ibrahim Sanjaya, Taufik Hidayat, Pedro Monteiro, Haudi Abdillah; Jordy Wehrmann, Ahmad Rusadi, Kerim Palic; Taufany Muslahuddin, Brayan Angulo, dan Miljan Skrbic.
Semen Padang masih harus terus berjuang dalam laga-laga sisa musim ini, tapi kemenangan dramatis melawan Madura United telah menghidupkan kembali semangat dan harapan. Sebuah malam yang akan dikenang, tidak hanya karena hasil akhirnya, tetapi juga karena perjuangan luar biasa yang ditampilkan para pemain dari awal hingga peluit panjang berbunyi.(Ab)