![]() |
Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan harga barang kebutuhan pokok (bapok) di seluruh Indonesia stabil. |
Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso memastikan harga kebutuhan pokok di seluruh Indonesia tetap stabil dan pasokan aman. Kondisi ini tercapai berkat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).
“Kemendag secara rutin memantau harga kebutuhan pokok melalui SP2KP yang terintegrasi dengan dinas-dinas di berbagai daerah. Hasilnya, harga relatif stabil dan stok tetap terjaga,” ungkap Mendag Budi, Minggu (31/8/2025).
Salah satu langkah yang mendukung kestabilan ini adalah penguatan distribusi pangan melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Program ini kini tidak hanya tersedia di ritel modern, tetapi juga dapat diakses dengan mudah di pasar tradisional.
Mendag Budi juga menyoroti perubahan perilaku belanja masyarakat yang kini lebih banyak beralih dari belanja langsung (offline) ke platform daring. Menurutnya, hal ini bukan disebabkan menurunnya daya beli, melainkan pergeseran kebiasaan belanja.
“Pasar tradisional memang terlihat sepi secara fisik, namun transaksi tetap berlangsung karena pedagang sudah mulai memanfaatkan sistem online. Bahkan, toko kelontong pun sudah didorong untuk berjualan secara daring,” jelas Budi.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan, Gerakan Pangan Murah (GPM) dijalankan untuk menstabilkan harga beras yang sebelumnya mengalami fluktuasi. Program ini merupakan hasil kolaborasi berbagai kementerian.
“Kami ingin membangun ekosistem pangan yang sehat. Gerakan Pangan Murah merupakan langkah nyata untuk memastikan beras tetap terjangkau dan mudah diakses masyarakat,” kata Amran.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyambut positif upaya stabilisasi harga pangan. Ia menyebut operasi pangan yang dilakukan menunjukkan hasil menggembirakan.
“Empat minggu lalu, kenaikan harga beras terjadi di 233 kabupaten/kota. Saat rapat inflasi terakhir Senin kemarin, jumlah tersebut turun menjadi 200 daerah. Ini menunjukkan bahwa program stabilisasi pangan menggunakan stok Bulog berjalan efektif,” ungkap Tito.(BY)