Empat Raksasa Muda Menuju Final: Membaca Peta Kekuatan Semifinalis Liga Askot PSSI Sawahlunto 2025 -->

Iklan Atas

Empat Raksasa Muda Menuju Final: Membaca Peta Kekuatan Semifinalis Liga Askot PSSI Sawahlunto 2025

Minggu, 05 Oktober 2025
Empat bintang muda yang siap menentukan nasib timnya di semifinal Liga Askot PSSI Sawahlunto 2025 — (dari kiri ke kanan) Muhammad Rajib (MTsN 2), Kaysan Alfiano (SMPN 3), Faiz Salleemullah Aristianto (SMPN 1), dan M. Gery Ramadhan (MTsN 1). Mereka menjadi tumpuan harapan sekolah masing-masing untuk merebut tiket ke final di Lapangan Ombilin, Senin (6/10). (foto/koleksi facebook bubuik red)


Sawahlunto, fajarsumbar.com — Euforia Liga Askot PSSI Sawahlunto tingkat SLTP sederajat kian memuncak. Senin, 6 Oktober 2025, lapangan Ombilin kembali akan menjadi panggung panas bagi empat tim terbaik yang telah menembus babak semifinal. Mereka adalah MTsN 2 (Tsandu) di bawah asuhan Meko Suhendro, SMPN 1 (Spensa) yang dibesut Raihan Pratama, SMPN 3 (Spenti) di bawah komando Dorisman, serta MTsN 1 (Singa Lubuak Maung) yang dinakhodai Mustapa Abdullah.


Keempat tim datang dengan catatan gemilang — sama-sama belum tersentuh kekalahan sejak babak penyisihan. Namun, dari sisi pertahanan, tiga di antaranya masih menjaga rekor clean sheet alias belum pernah kebobolan hingga babak empat besar. Ketiganya adalah MTsN 2, SMPN 1, dan SMPN 3, dengan penjaga gawang muda yang tampil menawan: Evander Ghamidy (Tsandu), Abel (Spensa), dan Delviano Indra Saputra (Spenti). Mereka menjadi tembok kokoh sekaligus simbol kedisiplinan dan ketenangan di bawah mistar.


Adu Strategi di Pinggir Lapangan

Pantauan di lapangan Ombilin selama perempat final memperlihatkan dinamika menarik — keempat pelatih semifinalis tampak saling memantau laga lawan. Aktivitas “intip kekuatan” ini mempertegas bahwa semifinal bukan hanya soal adu fisik dan teknik, melainkan juga adu kecerdikan taktik di pinggir lapangan.


Meko Suhendro (MTsN 2) dikenal piawai mengatur keseimbangan antara lini tengah dan serangan sayap. Timnya agresif dengan pressing tinggi dan kecepatan dalam membangun serangan balik. Keunggulan Tsandu ada pada koordinasi lini belakang yang rapi dan chemistry antar pemain yang solid.


Raihan Pratama (SMPN 1) menonjolkan filosofi permainan ball possession. Spensa lebih suka menguasai tempo pertandingan lewat sirkulasi bola yang sabar, tapi berbahaya saat menyerang balik lewat kecepatan dua sayapnya.


Dorisman (SMPN 3) membangun Spenti sebagai tim dengan organisasi permainan terbaik di turnamen. Transisi cepat dari bertahan ke menyerang menjadi kekuatan utama, dengan lini tengah yang disiplin dan efisien.


Mustapa Abdullah (MTsN 1) memilih gaya bermain efektif dan taktis. Singa Lubuak Maung memiliki dua sayap lincah, gelandang elegan yang mampu mengatur ritme, serta pola serangan balik cepat yang sering mematikan lawan.


Empat karakter berbeda ini menjanjikan pertarungan tempo dan disiplin yang menarik. Tim yang mampu menjaga konsistensi dan membaca momentum dengan cepat akan lebih dekat ke gerbang final.


Laga Penentuan dan Perebutan Sepatu Emas

Tak kalah seru dari persaingan tim adalah duel para pemain muda di daftar pencetak gol terbanyak. Muhammad Rajib (MTsN 2) masih memimpin dengan 8 gol, namun dibayangi ketat oleh Kaysan Alfiano (SMPN 3) yang telah menorehkan 7 gol. Meski Radefka Amdtya Lefrant (SMPN 4) juga memiliki 7 gol, langkahnya terhenti di fase grup.


Persaingan bisa semakin ketat bila Faiz Salleemullah Aristianto (SMPN 1) yang sudah mengoleksi 5 gol, atau M. Gery Ramadhan (MTsN 1) dengan 4 gol, mampu tampil tajam di laga semifinal. Di balik mereka, pemain-pemain seperti Rizki Muhammad Rafa (MTsN 1), Ardhan Safwan dan Fadhlan Suryadi (SMPN 3), Muhammad Fauzan, M. Abdullah Siddiq, Muhammad Daffa Ramadhan (MTsN 2), serta Nizam Pratama Dieza (SMPN 1) juga berpotensi mencuri perhatian dengan gol-gol penting.


Panggung empat besar ini bukan hanya soal kemenangan, tapi juga ajang pembuktian siapa striker paling berbahaya di Liga Askot PSSI Sawahlunto 2025.


Siapa yang Akan Pecah Clean Sheet?

Pertanyaan yang menggantung di kalangan penonton dan pengamat: tim mana yang akan kebobolan lebih dulu? Catatan tanpa kebobolan memang menjadi kebanggaan tersendiri bagi tim dan kiper, namun juga bisa menjadi tekanan. Sekali saja kehilangan fokus, rekor sempurna itu bisa runtuh.


Dengan karakter empat tim yang sama-sama agresif dan haus gol, bukan tak mungkin semifinal kali ini menghadirkan drama menegangkan dan banjir gol.


Dua Tiket Menuju Panggung Akhir

Kini, hanya dua tiket tersisa menuju partai puncak Liga Askot PSSI Sawahlunto 2025. Setiap pelatih tentu memimpikan hal yang sama: menulis sejarah untuk sekolahnya. Baik MTsN 2 dan SMPN 1, maupun SMPN 3 dan MTsN 1, semuanya datang dengan reputasi “penguasa grup” dan semangat pantang menyerah.


Semifinal kali ini bukan sekadar laga antar sekolah, tetapi simbol kebangkitan sepak bola pelajar Sawahlunto. Dari lapangan Ombilin inilah, bibit-bibit masa depan persepakbolaan daerah bisa lahir — dan siapa tahu, kelak menjadi nama besar di pentas yang lebih tinggi.


Dukungan Mengalir dari Para Kepala Sekolah

Menjelang laga semifinal, semangat tinggi juga datang dari para pimpinan sekolah. Dukungan moral dari ruang kepala sekolah menjadi bahan bakar tambahan bagi para pemain muda ini.


Tatis Arni, Kepala MTsN 2 Sawahlunto, menegaskan bahwa perjalanan timnya bukan sekadar kompetisi olahraga, melainkan bagian dari pembentukan karakter.


“Anak-anak Tsandu sudah menunjukkan kedisiplinan dan kekompakan yang luar biasa. Kami bangga mereka membawa nama madrasah dengan sportif dan berprestasi. Semoga bisa terus bermain dengan hati dan menjaga semangat kebersamaan hingga akhir,” ujarnya penuh keyakinan.


Dari kubu Spensa, Budi Raharjo, Kepala SMPN 1 Sawahlunto, turut memberi dorongan moral kepada anak asuh Raihan Pratama.


“Kami percaya Spensa memiliki talenta hebat. Yang terpenting, mereka menikmati permainan dan menunjukkan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, serta semangat pantang menyerah yang kami tanamkan di sekolah,” tuturnya.


Sementara itu, Yuhendri Candra, Kepala MTsN 1 Sawahlunto, menyebut tim Singa Lubuak Maung telah menunjukkan identitas kuat sejak awal turnamen.


“Mereka bermain dengan hati, disiplin, dan rasa tanggung jawab. Kami berharap anak-anak tetap fokus, menjunjung tinggi sportivitas, dan membawa kebanggaan bagi madrasah,” katanya.


Tak kalah antusias, Wilmatati, Kepala SMPN 3 Sawahlunto, mengungkapkan rasa haru melihat perjuangan tim Spenti yang konsisten tampil dominan.


“Anak-anak telah berjuang sepenuh hati sejak babak penyisihan. Apa pun hasilnya nanti, mereka sudah menunjukkan semangat luar biasa. Kami semua di sekolah siap memberikan dukungan penuh di lapangan,” ucapnya dengan bangga. 


Turnamen Sebagai Ajang Pencarian Bakat dan Pembinaan

Seluruh kepala sekolah yang anak didiknya mengikuti turnamen ini sepakat bahwa Liga Askot PSSI Sawahlunto harus terus menjadi ajang pembinaan dan pencarian bakat muda setiap tahunnya. Mereka menilai turnamen ini bukan hanya soal perebutan piala, tapi juga wadah pendidikan karakter, sportivitas, dan pengembangan potensi siswa di luar kelas.


“Kami berharap Liga Askot bisa menjadi agenda tahunan yang berkelanjutan, agar para pelajar memiliki ruang untuk berkompetisi sehat dan menyalurkan bakatnya di bidang sepak bola,” ujar Ramayenti, Kepala SMPN 6.


Sejalan dengan itu, Asosiasi Kota (Askot) PSSI Sawahlunto menyampaikan harapan agar setiap sekolah dapat menjadikan sepak bola sebagai program ekstrakurikuler resmi dan terarah. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat fondasi pembinaan usia dini, sehingga bibit unggul dari Sawahlunto dapat terus bermunculan dan berkembang hingga ke level provinsi bahkan nasional.


“Sekolah adalah tempat terbaik menanamkan nilai disiplin dan semangat olahraga sejak dini. Kami ingin sepak bola menjadi bagian dari pembinaan karakter dan kebanggaan pelajar Sawahlunto,” harap Sekretaris Umum Askot PSSI Sawahlunto, Doni Ramadona, yang ditemui di lapangan Ombilin, Minggu, 5 Oktober 2025. (ton)