. |
Agam, fajarsumbar. Com - Tidak stabilnya harga ditingkat petani di Nagari Parik Panjang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) membuat petani bawang merah didaerah tersebut mengeluh dan berharap ada koperasi yang bisa memfasilitasi atau terlebih dahulu menampung hasil panen mereka
Salah seorang petani bawang merah Deded (39) mengatakan, biasanya hasil panen masyarakat langsung dibeli tengkulak dengan harga tidak menentu, dalam hitungan hari harga jual bisa naik atau turun.
"Dalam sehari kadang harga bisa berubah, dari harga tinggi bisa saja lansung anjlok, semuanya ditentukan tengkulak," ujarnya Kamiis (17/3)
Untuk mengatasi hal tersebut pihaknya menginginkan adanya koperasi yang bisa menampung hasil panen bawang merah, Dengan adanya wadah tersebut diyakini bisa menstabilkan harga hasil panen.
"Kami menginkan ada koperasi sebagai wadah yang menampung hasil panen, jadi kita menjual bawang merah kesana dan tengkulak membelinya di koperasi," lanjutnya.
Diterangkan lebih lanjut, saat ini harga jual bawang merah sedang mengalami kenaikan di kalangan petani yaitunya Rp 26Ribu /kg, kenaikan harga sudah terjadi 3 pekan terakhir dari sebelumnya hanya Rp 16Ribu /kg. "Ada pergeseran harga tapi tidak signifikan paling Rp 1000 atau Rp 2000," tutupnya.
Saat ini setidaknya sekitar 75 persen petani di Parik Panjang merupakan petani bawang dengan luas lahan lebih-kurang Rp150 hektar dengan hasil panen rata2 5 sampai 7 ton per minggu.
"Untuk kualitas bawang kami termasuk yang terbaik bahkan parik panjang merupakan sentral penghasil bawang merah terbesar di Kabupaten Agam," tutupnya.(Yanto)