11 Warga Kamboja Tewas Tenggak Miras Oplosan Usai Pemakaman -->

Iklan Atas

11 Warga Kamboja Tewas Tenggak Miras Oplosan Usai Pemakaman

Minggu, 11 Juli 2021



Ilustrasi jenazah. (Istockphoto/Fergregory)


Jakarta - Sebanyak sebelas penduduk di sebuah desa di Kamboja meninggal setelah menenggak minuman keras arak oplosan yang mengandung metanol di sebuah acara usai pemakaman warga setempat. 


Dilansir AFP, peristiwa itu terjadi pada pekan lalu di Provinsi Kampot, sekitar 155 kilometer dari Ibu Kota Phnom Penh. Sebanyak 11 orang penduduk yang menenggak arak oplosan itu meninggal, sementara saat ini sepuluh orang lainnya dirawat di rumah sakit. 


"Para korban mengalami pusing setelah menenggak minuman itu," kata seorang kepolisian setempat.


Kepolisian Kamboja saat ini terus menyelidiki kasus itu, sebagaimana dikutip CNNIndonesia.com.


Dalam dua bulan terakhir dilaporkan sudah lebih dari 30 orang penduduk di berbagai daerah di Kamboja meninggal akibat minuman keras oplosan yang mengandung metanol itu. Arak yang dibuat dari hasil fermentasi beras ketan produksi rumahan sangat populer di Kamboja, dan disajikan saat penduduk melakukan resepsi pernikahan, kenduri atau pemakaman karena harganya yang terjangkau ketimbang membeli minuman keras yang dibuat pabrik. 


Di sisi lain, minuman beralkohol itu berbahaya karena mengandung metanol dan memicu korban meninggal. Selain kematian, orang yang terlampau banyak mengkonsumsi minuman keras yang mengandung metanol bisa mengalami kebutaan. 


Apalagi sampai saat ini pemerintah Kamboja belum menetapkan aturan atau syarat-syarat bagi produsen arak rumahan itu. Pada Juni lalu, kepolisian setempat menangkap 15 produsen dan penjual arak rumahan.


Pemerintah setempat sampai saat ini hanya bisa memberi imbauan supaya penduduk tidak lagi mengkonsumsi minuman keras oplosan itu.(*)