Banjir Bandang Terjang 4 Desa dari 3 Kecamatan di Konawe Utara Sultra -->

Iklan Atas

Banjir Bandang Terjang 4 Desa dari 3 Kecamatan di Konawe Utara Sultra

Selasa, 13 Juli 2021
Kondisi pasca banjir bandang di Konawe Utara Sultra (Foto: ANTARA FOTO/Suyamin)


Jakarta
 - Banjir bandang menerjang Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), akibat hujan dengan intensitas tinggi pada Senin (12/7) dini hari. Ada 4 desa dari 3 kecamatan di Konawe Utara yang terdampak cukup parah dari banjir tersebut.


"Hujan dengan intensitas tinggi memicu debit air Sungai Anggomate hingga meluap sehingga beberapa desa di tiga kecamatan terdampak," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya seperti dilansir dari Antara, Selasa (13/7/2021).


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe Utara membeberkan empat desa di tiga kecamatan yang terdampak banjir tersebut. Desa terdampak yaitu Desa Labunga dan Laronanga di Kecamatan Andowia, Desa Pondoa di Kecamatan Wiwirano dan Desa Tambakua di Kecamatan Lanyukima, sebagaimana juga dikutip detik.


Selain itu, di saat yang hampir bersamaan, banjir bandang juga terjadi di Desa Tapunggai, Kecamatan Molawe. Hal tersebut juga dilaporkan oleh BPBD setempat kepada Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB.


"Banjir bandang di wilayah ini dipicu oleh limpasan debit air dari kolam bekas kegiatan tambang. Limpasan air disebabkan karena kolam jebol, sedangkan debit air naik karena hujan intensitas tinggi di wilayah tersebut," katanya.


Abdul mengatakan banjir yang melanda Desa Labunga dan Laronanga, Kecamatan Andowia, telah surut. Namin, hingga siang tadi, Desa Tambakua dan Pondoa masih terisolir akibat banjir tersebut.


BNPB masih melakukan koordinasi dengan BPBD setempat untuk mendapatkan informasi terkini terkait kondisi pasca banjir. BNPB belum dapat memastikan terkait korban jiwa dan kerugian material. Sebab, masih melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak.


Abdul mengatakan melihat data bencana periode 2016 hingga akhir 2020, banjir yang terjadi di Konawe Utara telah tujuh kali kejadian. Serangkaian banjir tersebut menyebabkan kerusakan rumah maupun fasilitas umum (fasum).


BNPB mencatat 434 rumah warga rusak berat, 2 rusak sedang dan 2 lain rusak ringan. Sedangkan fasum, fasilitas pendidikan 32 unit, tempat ibadah 5 unit dan kesehatan 8 unit mengalami kerusakan dengan tingkat yang berbeda. BNPB mencatat tidak ada korban jiwa maupun luka akibat banjir selama kurun waktu tersebut.


Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten Konawe Utara wilayah dengan potensi bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 10 kecamatan dengan cakupan lebih dari 19 ribu hektare berada pada potensi bahaya tersebut.


Kesepuluh kecamatan ini yaitu Kecamatan Molawe, Asera, Wiwirano, Oheo, Motui, Lasolo, Langgikima, Andowia, Lembo dan Sawa. Masyarakat diimbau untuk terus siap siaga dan waspada terhadap potensi bahaya banjir susulan maupun bencana hidrometeorologi lain seperti angin kencang dan tanah longsor. (*)