China Diduga Perluas Wilayah Uji Nuklir -->

Iklan Atas

China Diduga Perluas Wilayah Uji Nuklir

Sabtu, 31 Juli 2021

Ilustrasi

Jakarta -- China dikabarkan memperluas kompleks pengujian senjata nuklir, di gurun barat negara itu. Citra satelit menunjukkan terowongan bawah tanah sedang digali dan dibuat jalan baru di situs tersebut.


Lokasi itu dikenal sebagai Lop Nur, tempat China telah menguji senjata nuklirnya sejak masa lalu.


"Ini adalah konstruksi baru yang terkait dengan area yang di masa lalu mendukung kegiatan uji coba nuklir," kata Renny Babiarz, wakil presiden analisis dan operasi di AllSource Analysis.


AllSource Analysis merupakan perusahaan analisis geospasial swasta, yang melihat terowongan menggunakan citra satelit dari perusahaan komersial Planet.


Meski begitu Babiarz mengatakan bahwa masih belum dipastikan untuk apa terowongan itu digunakan.


Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, D.C, Liu Pengyu, menolak mengomentari temuan situs tersebut. Tetapi dia mengatakan bahwa China "tetap berkomitmen pada moratorium uji coba nuklir."


Ia juga keberatan tuduhan Amerika Serikat yang menyebut China berusaha merusak Perjanjian Larangan Uji Komprehensif, yang merupakan perjanjian dasar global untuk uji coba nuklir.


Kabar pembangunan terowongan bawah tanah muncul setelah dua kelompok menemukan gudang rudal nuklir raksasa yang sedang dibangun di bagian lain negara itu awal bulan ini.


"Selama satu setengah tahun terakhir, China telah membangun setidaknya dua fasilitas besar, masing-masing dengan lebih dari 100 silo rudal," kata Jeffrey Lewis, seorang profesor Institut Studi Internasional Middlebury di Monterey, yang pertama mengumumkan penemuan.


Namun demikian Lewis mencatat bahwa berdasarkan silo rudal yang baru ditemukan, ia menilai kekuatan nuklir China tetap jauh lebih kecil daripada AS.


Tetapi, pertumbuhan persenjataan nuklir China menandai penyimpangan dari sikap tradisional negara tersebut terhadap senjata nuklir. Selama beberapa dekade,AS dan Rusia dilaporkan kerap menimbun ribuan senjata.


"Tidak pernah penting bagi mereka untuk terlibat dalam jenis perlombaan senjata yang Anda lihat antara Amerika Serikat dan Uni Soviet," kata Lewis.


Seorang peneliti di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di Beijing, Tong Zhao, mengatakan dia juga melihat bukti bahwa China mulai menjauh dari pandangan tradisional tentang senjata nuklir.


Ia menilai persenjataan yang lebih besar akan memberi China keuntungan dalam geopolitik. Hal itu disebut bakal membuat para pembuat keputusan seperti AS berpikir dua kali dalam mengambil langkah langkah politik.


Dia percaya bahwa China akan terus menambah silo, rudal jalan mobile, kapal selam dan peluncur bom di masa mendatang.


"Dugaan saya adalah bahwa penumpukan nuklir baru ini benar-benar mendapat dukungan dari tingkat pejabat tertinggi," kata Zhao seperti dikutip NPR.


Fasilitas di lokasi uji di Lop Nur kemungkinan merupakan ekspansi yang lebih besar itu. Zhao mengatakan bahwa "desain hulu ledak nuklir terkecil China masih lebih berat daripada milik Amerika."


Lebih lanjut ia percaya bahwa negara itu mungkin mencoba untuk lebih mengecilkan ukuran nuklirnya, sehingga rudal dapat membawa lebih banyak hulu ledak di atasnya.


Dikutip GPB, pengujian di Lop Nur disebut dapat membantu perkembangan itu. Ada kemungkinan juga bahwa China sedang melakukan pekerjaan untuk sekadar mempertahankan gudang senjatanya yang sudah tua. (*)