Diduga tak Terima Kalah Pilkades, Keluarga Petahana Tutup Akses Jalan -->

Iklan Atas

Diduga tak Terima Kalah Pilkades, Keluarga Petahana Tutup Akses Jalan

Jumat, 30 Juli 2021
Onggokan batako di samping jalan.


Lombok Timur, fajarharapan.id -  Usai sudah perhelatan Pilkades serentak di Lombok Timur dengan aman dan tenteram. 


Namun di Desa Selebung Ketangga, terjadi sedikit riak kekecewaan dari salah satu keluarga petahana yang diduga kecewa dengan pilihan masyarakat yang tidak mendukung calonnya.


Kasus itu berbuntut panjang dengan penutupan akses jalan masyarakat, di di Dusun Gubuk Keren, Desa Selebung Ketangga , Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). 


Jalan yang berdiri di atas lahan pribadi itu di mulai sejak petahana mencalonkan diri lima tahun yang lalu, ditutup sebagian oleh keluarga petahana yang kalah pemilihan pilkades tempo hari. 


Hasil akhir berdasarkan data rekapitulasi pihak panitia Pilkades yang diadakan serentak di Lombok Timur, Rabu (28/7) menunjukan petahana, Bagus Wacana R kalah telak, dan berada di urutan nomor empat dari lima calon dengan perolehan suara hanya 311. Sementara pendatang baru, Sarka Kartawang yang bernomor urut empat meraih 1.347 suara. 


Sementara itu nomor urut satu, Burhanudin Rifai dengan nomor urut pertama berada di posisi kedua dengan perolehan suara 641 suara di susul nomor urut tiga, H. L. Ahmad Wildan serta nomor urut kelima, L. Ikmaludin meraih suara paling bontot dengan suara 131. 


Lima tahun yang lalu, untuk menarik simpati masyarakat pada saat itu, menurut keterangan beberapa warga, Bagus Wacana meminta ijin kepada salah satu keluarganya yaitu, H. Damanhuri untuk membuka separuh lahannya, sebagai akses jalan buat masyarakat, supaya bisa mebawa motor dan bisa dilewati oleh mobil, dengan catatan masyarakat pengguna jalan itu harus memilihnya. 


Saat ini petahana gagal mempertahankan kursinya, hal inilah yang membuat salah satu keluarganya kecewa dan sempat menutup jalan pada malam sehabis Pilkades di laksanakan. Namun karena pihak aparat dari Polsek Keruak dan Camat Keruak, Kamaruddin S.Sos, langsung datang memantau dan melakukan pendekatan ke pihak H. L. Damanhuri, malam itu tak jadi di lakukan penembokan penutupan jalan. 


“Mereka menutup jalan ini karena kecewa tak didukung oleh masyarakat sekitar, “ kata salah satu warga yang enggan di sebutkan namanya ditulis.


“Dulu kami sudah memilihnya, dan saat ini kami terserah mau memilih siapa, karena perjanjian itu tak disebutkan untuk selamanya," lanjut dia. 


“Walau dia (Bagus Wacana) dulu berjanji mau membayar tanah ini buat warga, dan sekarang terbukti ternyata itu hanya janji kosong belaka, jadi wajar tak terpilih,“ timpal salah satu warga yang dulu sebagai salah satu yang menginisiasi jalan ini. 


Sementara Bahbinkamtibmas Desa Selebung Ketangga, Bripka Suhardi mengatakan, masalah tersebut telah di mediasi oleh kepolisian bersama camat. 


“Sudah dimediasikan, begitu kejadian, kami dari pihak aparat dan camat langsung turun tangan sehingga pembelokiran jalan dihentikan sementara,“ katanya.


Namun Kamis siang (29/7) batako yang semua akan dijadikan tembok, disusun di tengah jalan sehingga sebagian masyarakat kembali tak bisa menggunakan jalan tersebut.


Masyarakat tentu sangat kecewa dengan keputusan itu, namun mereka sadar, bahwa bagaimanapun juga jalan itu di bangun di atas lahan H. L Damanhuri, walaupun dulu sebelum terpilih Bagus Wacana R berjanji akan membayar tanah itu buat jalan mayarakat, asalkan memenangkan pertarungan Pilkades pada saat itu dan beliaupun saat itu memenangkan Pilkades.


Hal inilah yang membuat masyarakat kecewa, karena saat itu masyarakat telah memenuhi janjinya. Namun sangat di sayangkan, padahal perjanjian itu telah tertuang dalam hitam dan putih di atas kertas bermetrai. (Fatra)