Bentrok Polisi-Anti Pemerintah di Bangkok, Enam Orang Terluka -->

Iklan Atas

Bentrok Polisi-Anti Pemerintah di Bangkok, Enam Orang Terluka

Rabu, 11 Agustus 2021

Bentrokan tak bisa dihindari antara polisi dan pengunjuk rasa anti pemerintah di Bangkok, Selasa (10/8), yang mengkritik cara penanganan pandemi.


Jakarta - Kepolisian Thailand menembakkan gas air mata, meriam air, dan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa yang turun ke berbagai ruas jalan di Bangkok pada Selasa (10/8) malam waktu setempat.


Setidaknya enam petugas polisi terluka dalam bentrokan atas penanganan pandemi virus corona oleh Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.


Salah satu petugas tertembak di kaki dan tiga lainnya terkena pecahan peluru dari bom rakitan, kata polisi. Dua pos polisi juga dibakar saat kekerasan berlanjut hingga larut.


Mengutip Reuters, hingga saat ini jumlah pengunjuk rasa yang terluka belum diketahui. Polisi menyebut setidaknya enam pengunjuk rasa ditangkap, setelah memperingatkan bahwa semua pertemuan publik ilegal di bawah aturan darurat covid-19, sebagaimana dikutip cnnindonesia.


"Tindakan pengunjuk rasa menunjukkan niat untuk merusak properti pemerintah dan publik serta melukai petugas polisi," ujar Piya Tavicha, Wakil Kepala Polisi Bangkok, dikutip pada Rabu (11/8).


Bentrokan antara massa dan kepolisian pecah setelah ribuan pengunjuk rasa mengendarai konvoi mobil dan sepeda motor melewati ibu kota.


Mereka berhenti di beberapa gedung pemerintah kabinet atau pendukung Prayuth untuk berpidato dan menyerukan pengunduran diri. Mereka menuduh pemerintah salah mengelola pandemi dan menyalahgunakan kekuasaannya untuk membungkam kritik.


"Pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk mengelola negara, dan hanya melihat kepentingan elit," kata Benja Apan, seorang aktivis mahasiswa, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan dari atas truk di kawasan bisnis Bangkok.


"Jika situasinya tetap seperti ini, maka kita akan melihat negara ini menghadapi bencana yang tidak dapat dihindari," imbuhnya.


Rumah sakit Thailand jatuh ke jurang krisis akibat gelombang kasus Covid-19 terbaru. Thailand pada Selasa (10/8) melaporkan rekor kematian harian covid-19 sebesar 235 orang, angka ini hampir empat kali lipat dari total kematian tahun lalu.


Sedangkan korban meninggal akibat covid-19 di Thailand sejak pandemi dimulai adalah 6.588 orang.


Gerakan protes yang dipimpin kaum muda Thailand tampaknya kembali melanjutkan momentum demonstrasi tahun lalu yang sempat membuat ratusan ribu orang turun ke jalan sebelum ditindak keras oleh pihak berwenang.


Para pengunjuk rasa juga telah melanggar tabu tradisional dengan menuntut reformasi monarki. Mereka dapat dihukum hingga 15 tahun penjara atas tuduhan penghinaan atau pencemaran nama baik raja, ratu, pewaris dan bupati Thailand.(*)