Kepala BPS RI Beri Kuliah Umum di UNP -->

Iklan Atas

Kepala BPS RI Beri Kuliah Umum di UNP

Kamis, 21 Oktober 2021

.


Padang, fajarsumbar.com  - Semua Program Studi membutuhkan statistik. Jika tidak ada ilmu statistik tentu kita membutuhkan biaya yang besar untuk membuat simpulan dari data yang dihadapi.


Demikian disampaikan oleh Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D. ketika peresmian Pojok Statistik dan Kuliah Umum di Universitas Negeri Padang oleh Dr. Margo Yuwono Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS-RI)  di Auditorium Kampus UNP Air Tawar Padang.

Kamis (21/10/2021).


"Kita beruntung telah memiliki pojok statistik yang didukung oleh Pusat Statistik dapat dimanfaatkan terutama oleh Program Studi Statistik untuk S1 dan D3," tambah Prof. Ganefri, Ph.D.


Sementara itu, Kepala BPS RI Dr. Margo Yuwono dalam ceramahnya, dengan tajuk "Statistik untuk Indonesia Pulih dan Indonesia Maju" menegaskan tentang peran data dalam konteks pembangunan dan dalam masa pandemi Covid-19.


"Bapak Presiden dalam pidatonya, dikemukakan, bahwa dalam mengambil keputusan harus bersandar kepada data, ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa data statistik sangat penting dan menunjukkan pentingnya data statistik," terang Dr. Margo Yuwono.


Lebih lanjut kata Dr. Margo Yuwono, dalam masa pandemi pun, statistik berusaha melakukan cara-cara baru dan teknik baru untuk mengumpulkan data statistik secara tepat karena dibutuhkan dalam kehidupan.


Dijelaskan, sudah mulainya pertumbuhan ekonomi yang lebih baik beriringan dengan meredanya pandemi Covid-19, tampak yang terjadi pada bidang tertentu seperti pada bidang transportasi yang sudah mulai tumbuh karena mulai meredanya pandemi Covid-19.


"Berdasarkan data statistik, tampak Pandemi Covid-19 terutama berdampak terhadap kelompok usia produktif seperti generasi muda," jelas Margo 


Berkaitan dengan penggunaan big data, BPS sudah memanfaatkan dan mengolah dari big data yang merupakan suatu kebutuhan pada masa sekarang dan menghindari penggunaan cara-cara tradisional.


"Misalnya di daerah perbatasan dapat dilihat gerakan ponsel wisatawan untuk menghitung jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia. Hal ini merupakan bentuk penggunaan big data dalam aktivitas statistik tersebut," tambahnya. (*)