Milad Satu Abad Thawalib Gunung Berlangsung Semarak -->

Iklan Atas

Milad Satu Abad Thawalib Gunung Berlangsung Semarak

Rabu, 24 November 2021

 

Tarian massal memeriahkan peringan satu abad Pondok Pesantren Thawalib Gunung, Padang Panjang, Rabu (24/11).

Padang Panjang, fajarsumbar.com -Suasana semarak terasa pada Milad ke-100 tahun Thawalib Gunung. Satu abad berdirinya Pondok Pesantren (pontren) ini ditandai dengan kegiatan Andalas Santri's Camp (ASC) yang diikuti  12 pontren, berasal dari Provinsi Jambi, Riau, Sumatra Barat dan Sumatra Utara.


Dibuka secara resmi oleh Wakil Walikota, Drs. Asrul, Rabu (24/11), pembukaan Kemah Santri Andalas ini berlangsung meriah dengan berbagai penampilan kesenian yang diperagakan secara massal oleh para santri Thawalib Gunung. 


Rangkaian kegiatan dari Selasa (23/11) sampai dengan Jumat (26/11) di lapangan Chatib Soelaiman ini, sekaligus dalam rangka menyongsong Hari Jadi Kota (HJK) Padang Panjang ke-231. 


Turut hadir Forkopimda, pemuka masyarakat Nagari Gunung dan undangan lainnya.


Wawako Asrul dalam sambutannya menyampaikan dukungan atas kegiatan yang diikuti lebih kurang  399 santri termasuk para pendamping ini. 


"Selaku pimpinan daerah, kami sangat mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya kegiatan ini," katanya. 


Satu Abad Pontren Thawalib Gunung telah menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan di Padang Panjang.  Khususnya bagi institusi yang berlandaskan agama. 


"Atas nama masyarakat dan pemerintah saya ikut merasa bahagia atas pencapaian satu abad Thawalib Gunung," tuturnya.


Asrul berharap kegiatan ASC  dapat menumbuhkembangkan pengetahuan dan karakter  santri. "Kami berharap ASC dapat memberikan gambaran bagi para santri, alasan kenapa kita belajar sungguh-sungguh," ujarnya.


Kepala Kantor Kementerian Agama, Drs. H. Alizar, M.Ag, mengatakan, tema 'Merajut Ukhuwah untuk NKRI, Kuat Bermartabat" pada acara tersebut merupakan tema yang bermakna sangat dalam dan relevan, senyawa, seinti dengan pondok pesantren. 


Menurutnya, para santri sangat berperan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.  "Perlawanan mengusir penjajah, baru muncul setelah keberadaan pendidikan halaqah cikal bakal pesantren. Para pahlawan di negari ini mayoritas oleh orang-orang pondok pesantren," sebutnya. 


Pimpinan Thawalib Gunung, Ustadz H. Muhammad Mahfuz Mustia, Lc mengatakan, kegiatan ASC diselenggarakan guna merajut ukhuwah, mencairkan kebekuan dan meraih berkah.


"Orang mukmin seperti bangunan yang saling menguatkan.  Kita tidak ada lomba antarpontren dalam acara ini.  kita membuat 15 kelompok yang masing-masingnya diisi oleh berbagai pontren untuk berbagai kegiatan. Kita menghilangkan sekat antarpontren," ungkapnya. (syam)