Jalur ambrol di Kampaan Botuang Jorong Buluh Kasok |
Kabupaten
Lima Puluh Kota, fajarsumbar.com, - Bertolak dari Kota Payakumbuh dengan maksud
untuk kembali mencoba menelusuri kawasan paling ujung pemkab Lima Puluh Kota di
wilayah kerja Camat Harau, yakni kawasan Jorong Buluh Kasok yang berbatas
langsung dengan provinsi Riau. Memasuki nagari Batu balang arah ke taram ada
pertigaan dengan penunjuk arah Pilubang dan Buluh Kasok, motor bututku bertolak
menuju Jorong Buluh Kasok, sembari memandangi fitur android untuk melihat
signal HP.
Untuk
pembaca ketahui, daerah ini sangat sejuk, udaranya dingin karena hawa
perbukitan dan hutan, sepanjang jalan kita dapati pemandangan alam yang masih
asri, diselingi pemukiman warga yang masih jarang. Air sungainya pun masih
jernih dihiasi ikan yang bermain di bebatuan yang bisa terlihat langsung dengan
kasat mata. Hutan disini tampak ditumbuhi tanaman warga, berupa pohon karet,
sawit, gambir, manggis dan palawija. Perkebunan warga disini tampak berupa
jagung ayam, serta persawahan di seputaran kampung Napa.
Awalnya
kita menempuh jalanan aspal beton di jorong Pilubang hingga objek wisata alam syariah
Torang hingga objek wisata Selaguri. Disini masih ada jalan aspal, namun
setelahnya sudah beralih ke jalan kerekel. Di kawasan ini masih ada signal HP,
beberapa meter setelah itu terjadi blank spot signal (kondisi dimana suatu
tempat tidak tersentuh sinyal komunikasi timbal balik). Hingga akhirnya sampai
di kawasan bernama Napa usai menempuh sebuah jembatan papan yang mulai rapuh
dimakan usia. Sebelumnya, di kawasan Kampaan Botuang terdapat jalan yang abrol
diperkirakan karena kerukan saat banjir melanda kawasan ini. Jalur transportasi
dialihkan melewati lahan warga setempat. Di kawasan Napa ini terdapat kantor pemerintahan
jorong dan puskesmas dan pasar Hambat (buka pukul 9 hingga pukul 2 siang),
berdiri. Di lokasi ini mulai keluar sinyal, satu hingga dua garis.
Penelusuran
kulanjutakan hingga ke rumah Kepala jorong Buluh Kasok usai bertanya dengan
salah seorang tokoh masyarakat yang ada di Pasar Hambat. Kami sampai di kawasan
Taeh jorong Buluh Kasok dimana Kepala Jorong bernama Edisin (43tahun)
bersukukan Piliang, berdomisili. Informasi dari warga saat kami mencari
informasi, Edison sudah menjabat Jorong sejak 10 tahun lalu.
Sambil
ngopi, kita mencoba bercerita sembari mencari informasi terkait kawasan ini.
“Benar
saya sudah 10 tahun menjadi kepala jorong disini. Sebuah kepuasan sendiri bagi
kami bisa meringankan warga. Semoga warga senang dengan tindakan kami. Di nagari
sarilamak ada 5 jorong, yaitu Purwajaya, Sarilamak, Aia Putiah, Bulu Kasok
(berbatas Riau) dan Ketinggian. Di Bulih Kasok ada sekitar 1007 jiwa di akhir tahun
2021 dengan 285 kk. Mayoritas warga petani, mungkin ada sekitar 3 orang warga
asli yang pns, sumando juga ada yang pns,”terang Edison yang akrab disapa Ison, Minggu (16/01/2022) pagi.
Diterangkannya,
di Buluh Kasok ada satu SD, yaitu SD 08 Sarilamak dengan murid sekitar 122
orang, dan SMPN 4 Harau, dengan murid sekitar 53 orang. PBM lancar, masuk
pagi.
“Untuk
diketahui, disini siswa berjalan ke sekolah. Bahkan ada yang berjalan dengan
jarak 6Km ke sekolah, pulang pergi 12Km. Itu sedah biasa bagi kami disini. Mungkin
janggal bagi warga yang baru ke sini, atau di perkotaan. Itulah kondisi kami, Infrastruktur
jalan masih parah. Salah satu warga bernama Ayu dengan putrinya Nazila di kawasa
Parantian Rajo, berjalan kaki 6 km ke sekolah. Jam 6 pagi sudah berangkat dari
rumah ke sekolah, tak peduli hujan panas, kadang berlindung dulu di bawah pohon
kalau lelah,”terangnya.
Buluh
Kasok dengan taraf penduduk Jauh menengah ke bawah. Sekitar 90 persen warga
miskin yang menggarap tanah kaum dan butuh biaya banyak, karena hama yang
dihadapi berupa babi dan kera yang kerap merusak. Karena tidak tahan, sebagian
warga ada yang merantau. Alahmadulillah, daerah kami sudah dialiri PLN sejak tahun
2012. Ini sebuah nikmat besar bagi kami sebagai warga negara. Selain itu,
bantuan pemerintah untuk warga kami sangat maksimal, seperti bantuan PKH dan
lainya, alhamdulillah lancar. Insya allah hari ini saya akan ke kantor wanag
untuk menjemput bantuan untuk warga. Dan insya allah, dinas PU Lima puluh kota
juga akan membangun kembali jembatan Napa yang kini kondisinya sudah rapuh,
rencananya di tahun 2022.
“Dari
taeh ke perbatasan Riau ada sekitar 10 km lagi, jalannya parah kalau musim
hujan tiba. Harus membawa lengkap peralatan motor, kalau mobil harus dobol
gardan, seperti ddi buluh kasok batas Parantian
Papan. Jalan semakin parah lewat Parantian Rajo. Dari batas untuk ke pasar
Taram, kos ojek sekitar 200ribu dan kalau untuk menyeberang ke Tanjung Permai Kabupaten
Kampar Riau seberang batang air Parantian Papan dengan rakit naik di Batang Bio,
sebelum Parantian Papan dan di Parantian Rajo, biaya kosnya 2500 seklai naik. Dan
kos tergantung cuaca, upah barang perkilo dengan ojek. Kalau harga barang 2
kali lipat harga jual di Taram.
Saat
dikomfirmasi terkait pertania warga, Edison menerangkan bahwa telah terjadi
peralihan fungsi lahan, dari karet ke kebun palawija. Namun kondisi ini mejadi
lahan segar bagi hama seperti babi dan kera. Petani harus ekstra keras kalau
ingin panen.
“Tanaman
tua pun kalau baru ditanam kerap dirusak babi dan dicabut kera. Namun beberapa
waktu ini ada sekelompok pemburu babi dari Medan - Sumatera Utara yang datang
melapor untuk membasmi hama babi. Hampir 1 ton babi terbasmi saat mereka hadir.
Begitu sangat membantu petani kami disini. Ada juga sih lahan jagung, lahan
gambir, lahan sawit dan lahan karet,”terang Edison, ayah dari 3 anak ini.
Untuk
mengdongkrak keterbelakngan serta perekonomian warga, kesempatan itu, Edison
berharap bantuan pemerintah untuk pengaspalan jalan yang sudah ada. Selain
kondisi jalan yang masih jauh dari harapan warga, kawasan Buluh Kasok juga
tidak terjangkau sinyal telekomunikasi.
“Selain
memajukan sektor pertanian melalui pembinaan dari OPD terkait, di Jorong Buluh
Kasok juga ada potensi tambang yang belum tergarap baik. Selain itu juga ada potensi
pariwisata, yakni objek wisata alam Sarasah Sungai Pantau dan Objek wisata alam
Ikan larangan. Orang menyebut Buluh Kasok ini sebagai Segitiga Emas. Daerah kaya
potensi,namun belum tergarap sempurna. Kalau seandainya, infrastruktur jalan
memadai, ditambah lagi keberadaan sinyal telekomunikasi yang baik, insya allah,
kami siap maju bersama untuk sejahtera. Sekarang jaringan kami baru GSM, yaitu
Geser Sedikit Mati. Begitu susahnya kami berkomunikasi. Syukurnya, kawasan kami
aman dan jarang terjadi kejahatan. Ada saja infrastruktur, perekonomian kami akan
bangkit,”harapnya.
Kenapa
disebut Segitiga emas, ulasnya. Di kawasan ini terdapat daerah yang kaya
potensi alam, seperti Lipek Kain, Taluak Kuantan dan Sumbar. Kawasan yang kaya
tambang Mangan, Emas jadi kadar 95 dan Batubara. Dulunya, dengan Kudo boban dari
Parantian Rajo (Rajo Gunung Sailan dari Pagaruyung) sampai Silasuang. Dan, tahun
2004, jalan dibuka dari Buluh Kasok ke Riau. Daerah potensi yang boleh disebut
terlupakan, walau tidak dilupakan. Kita berharap program pembangunan dari
pinggir ini tetap diprioritaskan guna mengdongkrak perekonomian warga.
Selain itu,
ulasnya. “Jalur Buluh Kasok – Riau jika memiliki infrastruktur yang baik bisa
jadi jalur alternatif dan menghemat waktu serta biaya untuk ke Riau. Warga Buluh
kasok mempunyai kekerabatan erat dengan warga Riau, khususnya di 4 desa Riau,
yaitu warga Lubuak Bigau, Silasuang Tanjung Permai, Kabun Tinggi dan Kampung Dalam.
Kita berharap, semoga jalan ini segera diaspal beton. Kita warga Buluh Kasok
sangat rindu jalan aspal dan ketersediaan sinyal telekomunikasi,”pungkas Edison
siang itu.(ul)
#JorongBuluhKasok