Keluarga Korban Pesawat Ditembak Rudal Iran Dapat Kompensasi Rp1,2 T -->

Iklan Atas

Keluarga Korban Pesawat Ditembak Rudal Iran Dapat Kompensasi Rp1,2 T

Rabu, 05 Januari 2022

 

Ilustrasi

Jakarta  -- Pengadilan Kanada memutuskan untuk memberikan kompensasi 107 juta dollar Kanada atau setara Rp1,2 triliun kepada keluarga enam korban yang tewas saat pesawat tumpangan mereka ditembak rudal oleh Garda Revolusi Iran pada 2020 lalu.


Pengacara keenam keluarga korban itu, Mark Arnold, mengungkapkan bahwa hakim Pengadilan Tinggi Ontario, Edward Belobaba, mengumumkan keputusan itu pada 31 Desember lalu.


Sebagaimana dilansir Reuters, enam keluarga korban tersebut mengajukan gugatan terhadap pemerintah Iran dan sejumlah pejabat yang dianggap bertanggung jawab atas insiden salah tembak ini.


Sejak gugatan itu dilayangkan, sejumlah keluarga korban menegaskan bahwa mereka hanya ingin keadilan, bukan uang. Namun, Belobaba menyatakan bahwa pengadilan hanya dapat memberikan kompensasi.


"Pengadilan sangat paham bahwa pemberian kompensasi ini merupakan penggantian yang buruk bagi nyawa yang hilang. Namun, kompensasi merupakan satu-satunya yang dapat diberikan pengadilan sipil," kata Belobaba dalam pernyataan yang dikutip The Washington Post.


Arnold kemudian menyatakan bahwa timnya akan berupaya menyita aset Iran di Kanada dan luar negeri untuk memenuhi kompensasi bagi keluarga korban.


"Kami sudah berkonsultasi dengan beberapa orang di berbagai belahan dunia. Kami tahu di mana aset-aset Iran berada. Jika ada orang Iran mendengar ini, jika pemimpin mereka mendengar ini, kami akan mengambil aset kalian," ucap Arnold, sebagaimana juga dikutip CNNindonesia.com.


Pesawat Ukraine International Airlines Penerbangan 752 yang ditumpangi warga Kanada itu ditembak beberapa menit setelah lepas landas dari bandara Iran menuju Kyiv pada 8 Januari 2020.


Akibat tembakan rudal Garda Revolusi Iran itu, 176 orang yang berada di pesawat itu tewas, termasuk 55 warga Kanada dan 30 pemegang status penduduk tetap negara tersebut.


Presiden Iran saat itu, Hassan Rouhani, menyatakan bahwa insiden ini merupakan "kesalahan yang sangat fatal." Menurut pemerintah Iran, pasukan mereka memang sedang dalam waspada tinggi karena konfrontasi dengan Amerika Serikat.


Pada pertengahan 2021, tim forensik khusus Kanada merilis laporan yang menyatakan bahwa Iran tak kompeten dan sembrono sehingga kecelakaan ini dapat terjadi. Namun, Iran menganggap laporan itu "sangat dipolitisasi." (*).