Warga Korut Diklaim Cuek Dengar Propaganda Puji Kim Jong-un -->

Iklan Atas

Warga Korut Diklaim Cuek Dengar Propaganda Puji Kim Jong-un

Rabu, 05 Januari 2022

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dikabarkan tak lagi diacuhkan para warganya.


Jakarta - Warga Korea Utara diklaim tak peduli saat mendengarkan propaganda yang puji Kim Jong-un karena berhasil meningkatkan kemampuan militer dan membuat warga aman.


Pemerintah Korut masih sempat mensponsori kelas propaganda warga untuk memusuhi Korea Selatan dan Amerika Serikat di tengah krisis pangan yang semakin memburuk.


"Meskipun para dosen menyampaikan pidato dengan berapi-api, kebanyakan penonton menunggu waktu agar cepat berlalu, ataupun tertidur. Mereka adalah orang-orang yang tak memiliki jagung dan nasi," tutur warga dari provinsi Hamgyong Utara kepada Radio Free Asia pada 15 Desember, sebagaimana dikutip CNNindonesia.com.


"Siapa dari mereka yang akan percaya bahwa 'boneka' di Selatan ketakutan karena kekuatan militer kami yang 'tak ada habisnya'?" ia melanjutkan.


Selain itu, sumber ini menyampaikan kelas sering diadakan di setiap organisasi partai, militer, atau sipil sebagai bagian dari latihan musim dingin tahunan.


"Para dosen mengkritik Amerika Serikat, mengatakan AS berkolusi dengan Korea Selatan untuk menghadapi ancaman menakutkan dari Korea Utara ke Korsel dengan membicarakan perdamaian dan kerja sama," kata sumber itu lagi.


Sementara itu, ceramah yang dilakukan di provinsi Pyongan Utara menekankan bahwa Kim Jong-un meraih 'prestasi abadi' dalam mengatasi kesulitan ekonomi untuk memperkuat militer nasional, kata salah satu warga di daerah tersebut.


"Kelas itu berjudul 'Tentang Sekjen yang Terhormat Membangun Bela Diri Nasional Negara Kita'," kata sumber ini. Kelas tersebut menyinggung tes rudal balistik antarbenua pertama Korut, yakni Hwasong-15, yang mana membuat Korut bisa mengirimkan nuklir ke AS.


"Mereka mengatakan, pada 29 November 2017, negara kita dan masyarakat kita mendapatkan senjata strategis yang mampu menaklukkan AS, pusat imperialisme dunia dan musuh utama dari Revolusi Korea, dan alasan kita memperkuat kapasitas nuklir untuk pertahanan negara."


Sumber dari Pyongan Utara juga menuturkan kelas ini mendesak eksekutif, warga, dan prajurit untuk merenungkan pertumbuhan militer Korut yang 'ajaib.'


"Orang-orang kini mengeluh, saat Kim Jong-un berkuasa sepuluh tahun lalu, ia berjanji mereka tak akan lagi kelaparan. Janji ini tak muncul," kata sumber ini lagi.


"Orang-orang membenci pihak berwenang, menilai jika masalah pertahanan nasional terselesaikan dari pengembangan rudal dan senjata nuklir, apakah masalah pangan akan selesai dengan sendirinya?" tuturnya.


Ekonomi di Korea Utara berantakan akibat sanksi nuklir internasional dan penangguhan perdagangan dengan China sejak pandemi dimulai. Masyarakat Korut semakin sulit mendapatkan pangan dan menghadapi harga barang yang kian melonjak.(*)