Subuh Mubarak UNP : Isra' dan Mi'raj Momentum Pembersihan Jiwa -->

Iklan Atas

Subuh Mubarak UNP : Isra' dan Mi'raj Momentum Pembersihan Jiwa

Jumat, 25 Februari 2022
.

Padang, fajarsumbar.com -  Peristiwa Isra dan Miraj merupakan peristiwa besar dan mukjizat Rasulullah. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa pembersihan hati dan jiwa sangat penting dalam kehidupan.


Rektor Universitas Negeri (UNP) Prof. Ganefri, Ph.D. menyampaikan hal itu dalam sambutannya pada kegiatan Subuh Mubarak UNP.

kegiatan ini, diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial pada Jumat (25/2) pagi ini secara virtual yang diikuti oleh pimpinan dan sivitas akademika Universitas Negeri Padang Jumat,(25/02/2022).

Pada kesempatan itu, Rektor Prof. Ganefri, Ph.D. menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kesediaan Ustaz Prof. Dr. H. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fill.I. sebagai penceramah pada kegiatan Subuh Mubarak UNP.

Menurutnya, hati adalah hulu atau hal yang paling penting dalam kehidupan dan merupakan pusat kebahagiaan dalam kehidupan manusia sehingga diharapkan terhindar dari penyakit hati atau penyakit jiwa.

Dalam ceramahnya dengan topik "Isra' dan Mi'raj Momentum Pembersihan Jiwa", Prof. Dr. H. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fill.I menjelaskan, bahwa pendapat yang paling kuat diyakini adalah bahwa Isra dan Miraj itu dilakukan secara sadar dan melibatkan jiwa dan raga Rasulullah.

Menurut Ustaz H. Yusuf Hanafi, dalam momentum Isra dan Miraj ini, dapat dipahami bahwa Baitul Maqdis adalah tanah yang dipersengketakan oleh umat tiga agama samawi dan Baitul Maqdis adalah tempat bersejarah bagi Rasulullah sebagai tempat persinggahan dalam peristiwa Isra Miraj.

Disebutkan, dalam sejarah, kiblat umat Islam bertahun-tahun adalah Masjidil Aqsa karena pada masa itu Masjidil Haram dipenuhi oleh berhala dan setelah itu terjadi lagi perubahan kiblat ketika Rasulullah melakukan salat berjamaah di sebuah masjid.

"Rasulullah sebelum melakukan peristiwa Isra dan Miraj dibersihkan hatinya atau peristiwa pembedahan dada dan hati Rasulullah untuk pembersihan jiwa sehingga dapat dipahami bahwa hati harus diletakkan di atas dari otak dan pikiran," tambahnya.

Untuk itu, kita diajarkan jika kita untuk memutuskan suatu persoalan kita harus pada akhirnya mengikuti kata hati di atas hasil otak atau pikiran.

"Kita perlu mengutamakan untuk merawat hati dan penyehatan jiwa di atas perawatan yang fisik yang lain karena perawatan hati dan jiwa sangat penting untuk menghilangkan penyakit hati dan penyakit jiwa," tukuk Ustaz yang juga
juga Guru Besar dari Universitas Negeri Malang

Penyakit hati itu adalah penyakit berupa sikap ria, penyakit ujub atau merasa lebih dari orang lain, penyakit takabaur dan sombong, dan penyakit hasad atau dengki, imbuhnya.(*)