Subuh Mubarak UNP, Tasawuf Sufi dan Kesehatan -->

Iklan Atas

Subuh Mubarak UNP, Tasawuf Sufi dan Kesehatan

Jumat, 11 Maret 2022

 



Padang - fajarsumbar.com Walaupun pandemi Covid-19 sudah mulai mereda, sivitas akademika Universitas Negeri Padang diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dan dapat melakukan perkuliahan secara luring dan dapat juga dilakukan secara daring sesuai kompetensi yang diharapkan.


Rektor Universitas Negeri Padang, Prof. Ganefri, Ph.D. menyampaikan hal itu dalam sambutannya pada kegiatan Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi dan Kesehatan pada Jumat (11/3) pagi ini secara virtual yang diikuti oleh pimpinan dan sivitas akademika Universitas Negeri Padang.

Pada kesempatan itu, Rektor Prof. Ganefri, Ph.D. menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kesediaanUstaz Prof. Dr. Eka Putra Wirma, Lc., M.A.sebagai penceramah pada kegiatan Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang yang diselenggarakan secara virtual.


"Dengan status Universitas Negeri Padang sebagai PTNBH, pimpinan mengharapkan dukungan semua pimpinan dan sivitas akademika dalam meningkatkan kinerja Universitas Negeri Padang," harap Rektor Prof. Ganefri, Ph.D.

Dalam ceramahnya dengan topik "Tasawuf Sufi dan Kesehatan Rohani", Ustaz Prof. Dr. Eka Putra Wirma, Lc., M.A.yang juga Guru Besar Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang dengan mengutip firman Allah menjelaskan manusia adalah makhluk yang terdiri atas raga dan jiwa kemudian raga diservis oleh nafsu seperti merasakan kenikmatan, kebahagiaan sedangkan jiwa diservis oleh kalbu yang selanjutnya akal berposisi di tengah baik untuk nafsu dan kalbu.

"Akal itu cerdas dan sangat potensial bekerja untuk memenuhi kebutuhan nafsu dan kebutuhan kalbu dan sekaligus kebutuhan raga dan kebutuhan jiwa," jelas Ustaz Prof. Dr. Eka Putra Wirma, Lc., M.A.

Pada kesempatan itu Ustaz Prof. Dr. Eka Putra Wirma, Lc., M.A. mengemukakan bahwa dalam ilmu tasawuf adalah ilmu tentang akhlak dan tentang penyucian jiwa dan artinya jiwa itu kotor atau bersih tergantung pada nafsu dan kalbu.

Menurut penjelasan Ustaz Prof. Dr. Eka Putra Wirma, Lc., M.A., sufi harus merujuk kepada Alquran dan Hadis Rasulullah dan sufi harus memperhatikan kalbu dan jiwa.

"Kesehatan jiwa dan rohani tidak ada obatnya, kecuali mendekatkan diri kepada Allah sebagai obatnya seperti berserah diri kepada Allah," tambah Ustaz Prof. Dr. Eka Putra Wirma, Lc., M.A.

Kata Ustaz Prof. Dr. Eka Putra Wirma, Lc., M.A., akal dalam perkembangannya melalui periode lemah, selanjutnya memasuki periode sempurna, dan akan kembali melalui periode lemah kembali seperti pelupa, tidak bisa lagi berpikir karena umur sudah tua. ( * )