Pesawat Osprey Angkut 5 Marinir AS Jatuh di Gurun, Penyebab Masih Misterius -->

Iklan Atas

Pesawat Osprey Angkut 5 Marinir AS Jatuh di Gurun, Penyebab Masih Misterius

Kamis, 09 Juni 2022

Pesawat MV-22B Osprey Korps Marinir AS jatuh di gurun California.


BRAWLEY - Pesawat Osprey Korps Marinir Amerika Serikat (AS) jatuh di gurun wilayah Imperial County, California, Rabu (8/6/2022) siang waktu setempat. Kondisi lima orang di dalamnya belum diketahui. 


Juru Bicara Wing Marine Aircraft Ke-3 Mason Englehart mengatakan pesawat MV-22B Osprey yang berbasis di Kamp Pendleton itu jatuh pada pukul 12.25. Wing Marine Aircraft Ke-3 merupakan unit penerbangan Marinir AS yang bermarkas di Stasiun Miramar, San Diego, sekitar 185 kilometer dari lokasi kecelakaan.


Englehart mengaku belum mendapat penjelasan lebih rinci mengenai status lima anggota Marinir di dalam pesawat nahas itu,sebagaimana dikutip iNews.id.


Laporan awal menyebutkan pesawat membawa material nuklir. Stasiun televisi lokal KYMA dan KECY melaporkan ada kepulan asap membubung di langit gurun pascakecelakaan. Setelah itu petugas melarang orang-orang mendekat dan memasang peringatan, 'Bahaya: Latihan Militer Sedang Berlangsung. Dilarang Masuk.


Seorang jurnalis San Diego, Malik Earnest, dalam cuitan menyebutkan pesawat itu membawa material nuklir dan mengangkut setidaknya lima orang. Dia menambahkan, pejabat pemerintah Imperial County mengasumsikan kelima orang di dalam pesawat tewas. “Rincian mengenai material nuklir di dalam pesawat tidak diketahui. Saat ini militer menguasai tempat itu,” kata Earnest, beberapa saat setelah kecelakaan.


Namun otoritas penerbangan Angkatan Laut AS, Naval Air Facility El Centro, membantah pernyataan Earnest. Tidak ada material nuklir di pesawat. Penyebab kecelakaan pesawat juga masih misterius.


Mereka juga tidak menjelaskan jenis pesawat yang jatuh, namun memastikan milik Wing Marine Aircraft Ke-3 yang berbasis di San Diego. Pesawat MV-22B Osprey yang jatuh itu dikenal unik, yakni memiliki tiga baling-baling, dua di antaranya yang berada di masing-masing sayap bisa diatur dalam posisi horizontal dan vertikal, sehingga memungkinkan lepas landas dan mendarat seperti helikopter. 


Pesawat ini memiliki beberapa catatan kecelakaan. Empat Marinir AS tewas pada Maret lalu lantaran pesawat yang sama jatuh di Norwegia saat mengikuti latihan gabungan NATO. Empat lainnya tewas dalam dua insiden terpisah, yakni di Australia pada 2017 dan Hawaii pada 2015.(*)