Hebat, Napi Penghuni Lapas Terpadat di Indonesia Produksi 200 Roti Per hari -->

Iklan Atas

Hebat, Napi Penghuni Lapas Terpadat di Indonesia Produksi 200 Roti Per hari

Kamis, 14 Juli 2022

Sejumlah napi saat membuat roti di dalam lapas.


PEKANBARU - Sejumlah narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bagansiapiapi, Rkan Hilir, Riau saat ini memiliki kesibukan tersendiri. Salah satu kesibukan positif saat ini adalah melakukan pembuatan roti.


Bekerja sama dengan PKBM Matahari Kabupaten Rokan Hilir, Lapas Bagansiapiapi memberikan pelatihan pembuatan roti bagi warga binaan. Respon warga binaan sangat antusias dan bersemangat sekali.


Kepala Lapas Bagansiapiapi, Wachid Wibowo menjelaskan bahwa untuk memproduksi roti dilakukan di sebuah bangunan areal lapas yang tempatnya tidak cukup luas. Namun para WBP (warga binaan pemasyarakatan) saat ini mampu memproduksi sebanyak 200 buah roti perhari,sebagaimana dikutip okezone.com.


"Ini bukan hanya soal angka, tapi manfaat yang luar biasa. Banyak dari warga binaan yang menyatakan akan membuka usaha roti setelah bebas nanti. Mereka percaya diri, karena selama ini roti yang diproduksi selalu habis terjual. Semoga ilmu yang diperoleh bisa menjadi bekal mencari nafkah setelah bebas," kata Wachid kepada wartawan, Rabu (14/7/2022).


Dia menjelaskan sebelum membuat roti, para napi ini dilatih terlebih dahulu. Dalam ini Lapas Bagansiapiapi bekerja sama dengan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Matahari Rokan Hilir.


Dia menjelaskan bahwa roti buatan para napi ini terbilang cukup diminati warga. "Larisnya penjualan roti yang memang terbukti nikmat rasanya ini, banyak pula menarik perhatian warga binaan lainnya. Mereka kemudaian beramai-ramai menyampaikan minatnya untuk ikut belajar membuat roti," ucapnya.


Dia menjelaskan, ada 10 orang WBP yang setiap hari terlibat dalam pembuatan roti. Roti yang diproduksi pun beraneka ragam, ada roti tawar, abon, donat, sosis, keju coklat dan banyak lagi.


"Modal pembuatan roti berasal dari kerjasama dengan pihak ketiga. Omset per harinya bisa mencapai Rp1,6 juta. Kalau dihitung-hitung, sebulan total omset kita mampu mencapai Rp40 juta lebih," jelas Kepala Seksi Kerja Kerja Lapas Bagansiapiapi, Yopi Febrianda.


Yopi menyebut kalau keuntungan yang diperoleh juga dibagikan ke warga binaan sebagai upah dan sebahagian lagi disetorkan ke negara sebagai PNBP menurut aturan yang berlaku.


Namun, terbatasnya sarana dan prasarana menjadi penghalang untuk memproduksi lebih banyak roti. Namun demikian pihaknya akan mencarikan solusi termasuk menerima apabila ada pihak-pihak yang ingin membantu pembinaan kemandirian bagi WBP Lapas Bagansiapiapi.


"Keberhasilan pembinaaan narapidana menjadi tanggung jawab seluruh pihak, mulai dari Kemenkumham, keluarga WBP, masyarakat dan Pemkab Rokan Hilir," tukasnya. (*)