3 Tentara Ukraina Mengaku Disiksa saat Ditawan Rusia, Ada yang Dipaksa Telanjang -->

Iklan Cawako Sawahlunto

3 Tentara Ukraina Mengaku Disiksa saat Ditawan Rusia, Ada yang Dipaksa Telanjang

Selasa, 23 Agustus 2022

Tiga tentara Ukraina mengaku disiksa secara fisik dan mendapat tekanan psikologis oleh tentara Rusia saat ditawan.


KIEV  - Tiga tentara Ukraina mengaku disiksa secara fisik dan mendapat tekanan psikologis oleh tentara Rusia saat ditawan. Mereka dipaksa mengaku telah menyerang warga sipil Ukraina.  


Pada konferensi pers di Kiev, Senin (22/8/2022), ketiga tentara tersebut yakni Vladyslav Zhaivoronok, Denys Chepurko dan Dmytro Usychenko. Mereka disika oleh tentara Rusia dengan cara yang berbeda satu sama lain.

 

Dilansir dari Reuters, Selasa (23/8/2022), ketiganya ditukar dengan tawanan perang Rusia. Tidak segera jelas kapan pertukaran itu terjadi tetapi pada bulan Juni, Ukraina mengumumkan bahwa Rusia telah menyerahkan 144 tawanan.


Salah satu tentara, Zhaivoronok mengaku diinterogasi bahkan sebelum mulai menerima antibiotik setelah anggota tubuhnya diamputasi. Dia kini telah kehilangan salah satu kakinya, sebagaimana dikutip iNews.id.


"Orang-orang yang ada di sana disiksa. Ada yang lukanya ditusuk jarum, ada yang disiksa dengan air, ada yang tidak mendapat perawatan yang memadai," katanya. Zhaivoronok bertugas dengan Resimen Azov, unit penjaga nasional. Beberapa anggota Azov memiliki asal-usul sayap kanan dan ultranasionalis.


Tentara lain, Denys Chepurko yang juga anggota Azov, mengaku ditahan di sebuah penjara di Republik Rakyat Donetsk yang diproklamirkan sendiri oleh Rusia di Ukraina timur. Beberapa tahanan telah dipaksa untuk telanjang dan kemudian jongkok.


"Mereka ingin kami bersaksi melawan komandan kami, (untuk mengatakan) kami telah mengebom kota, mereka ingin mengalihkan kesalahan pada kami. Saya katakan saya tidak akan melakukannya," katanya. Dia lantas mulai dipukuli dengan tongkat. Dia juga tidak menandatangani apa pun. Mantan tahanan ketiga, Dmytro Usychenko, mengatakan, tentara Rusia mengancam tahana dengan pembalasan fisik seperti menembak.  


"Mereka ingin kami mengaku bahwa kami membunuh warga sipil meskipun kami tidak melakukan hal seperti itu," katanya. Sayang, Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen akun ketiganya, yang mengatakan mereka ditangkap oleh pasukan Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar. 


Ukraina sebelumnya menuduh Rusia melakukan kejahatan perang dan Moskow membantah tuduhan itu.(*)