AS Khawatir Upaya China Melemahkan Taiwan Salah Perhitungan -->

Iklan Atas

AS Khawatir Upaya China Melemahkan Taiwan Salah Perhitungan

Kamis, 18 Agustus 2022

China menggelar latihan perang di perairan dan wilayah udara sekitar Taiwan pasca-kunjungan Nancy Pelosi


TAIPEI - Asistem Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) untuk urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink khawatir upaya China untuk melemahkan Taiwan berisiko salah perhitungan. China meningkatkan tekanan terhadap Taiwan sejak setahun terakhir dan mencapai ketegangan baru terkait kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi 2 pekan lalu. 


Sehari setelah kunjungan Pelosi, China menggelar latihan perang terbesar di sekitar Taiwan, termasuk penembakan rudal balistik yang melintasi langit Ibu Kota Taipei. Latihan dan patroli militer di sekitar Taiwan terus digelar China sampai saat ini.


Menurut Kritenbrink, China menggunakan kunjungan Pelosi sebagai alasan untuk mengubah status quo yang bisa membahayakan perdamaian di kawasan,sebagaimana dikutip iNews.id.


"Tindakan ini adalah bagian dari kampanye tekanan intensif oleh RRC terhadap Taiwan, yang kami perkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa pekan dan bulan mendatang. Tujuan dari kampanye ini jelas untuk mengintimidasi, memaksa, dan melemahkan ketahanan Taiwan," katanya, dikutip dari Reuters, Kamis (18/8/2022).


Padahal AS sudah menegaskan kepada China, pendekatannya terhadap Taiwan tidak berubah, termasuk komitmen Negeri Paman Sam terhadap kebijakan satu China serta tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.


"Sementara kebijakan kami tidak berubah, yang berubah adalah pemaksaan Beijing yang semakin meningkat. Perkataan dan tindakan RRC sangat tidak stabil. Mereka berisiko salah perhitungan dan mengancam perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan," ujarnya. Dia melanjutkan, AS berulang kali mengatakan kepada China tidak mencari dan tidak ingin memprovokasi terjadinya konflik.


Jalur komunikasi AS dengan China tetap terbuka, militernya juga akan terus melakukan perjalanan kapal AL secara rutin melewati Selat Taiwan. Tindakan itu jelas diprotes China dan dianggap sebagai provokasi. 


"Kami akan terus bersikap tenang, tapi tegas untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas dalam menghadapi upaya berkelanjutan Beijing untuk melemahkannya serta tetap mendukung Taiwan, sejalan dengan kebijakan lama kami. Kami akan bertindak secara bertanggung jawab, mantap, dan tegas," katanya.(*)