Malaysia Heboh, Pesan 6 Kapal Perang Senilai Rp30 Triliun sejak 2011 tapi Belum Satu pun Jadi -->

Iklan Atas

Malaysia Heboh, Pesan 6 Kapal Perang Senilai Rp30 Triliun sejak 2011 tapi Belum Satu pun Jadi

Senin, 15 Agustus 2022

Publik Malaysia dibuat marah terkait dugaan penyalahgunaan dana pengadaan 6 kapal perang senilai Rp30 triliun.


KUALA LUMPUR - Publik Malaysia dibikin geram terkait dugaan penyalahgunaan dana senilai triliunan rupiah untuk pengadaan enam kapal perang pesisir (LCS). Kapal-kapal itu dipesan sejak 2011 tapi sampai sekarang tak satu unit pun yang jadi. 


Skandal ini pertama kali terkuak pada 4 Agustus lalu setelah Komite Akuntan Publik (PAC) mengirim laporan ke parlemen. Data mengungkap, sebagian dari total dana, yakni 1,4 miliar ringgit atau sekitar Rp4,7 triliun, digunakan untuk tujuan lain. Selain itu ada pembengkakan dana,sebagaimana dikutip iNews.id.


Proyek pengadaan ini menelan biaya total 9 miliar ringgit atau sekitar Rp30 triliun dan 6 miliar ringgit di antaranya sudah dibayarkan. Meski demikian sangat sedikit dari perkembangan pengadaan kapal yang dicapai. Bahkan desain untuk kapal-kapal tersebut belum selesai. 


Pengadaan enam LCS pada 2011 itu juga dilakukan tanpa tender terbuka. Kapal-kapal itu akan dibangun di Galangan Kapal Boustead dan unit pertama sedianya dikirim pada 2019.


Beberapa nama pejabat menjadi sasaran kemarahan publik Malaysia, yakni Presiden Organiasasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Ahmad Zahid Hamidi, yang pada 2011 menjabat menteri pertahanan; mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, yang pada masa jabatannya mencairkan dana untuk proyek tersebut; dan mantan Wakil Presiden UMNO Hishammuddin Hussein, yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan. Seruan untuk membentuk tim penyelidikan guna mengungkap dugaan penyelewengan ini pun mencuat.


Kubu oposisi menyerukan agar parlemen segera menggelar sidang khusus membahas masalah ini sebelum masa jabatan pemerintah yang berkuasa saat ini berakhir pada Juli 2023. Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob berjanji untuk melakukan penyelidikan publik yang transparan terhadap proyek ini. Kabinetnya juga memutuskan untuk mengungkap dokumen terkait kontrak pengadaan enam kapal tersebut, termasuk laporan forensik tahun 2019 atas kegagalan kontraktor untuk mengirim satu kapal.


Sekitar 100 orang berunjuk rasa di Kuala Lumpur pada Minggu (14/8/2022) untuk mengecam skandal kapal perang. Mereka mengenakan pakaian serba hitam untuk mengungkapkan kekecewaan. Massa menyamakannya skandal ini dengan penyalahgunaan dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang merugikan negara 4,5 miliar dolar AS. Kasus ini menyeret Najib Razak. 


“Sejujurnya, saya sangat lelah dengan ini dan uang saya dicuri oleh para penjahat. Kami tidak pantas diperlakukan seperti ini,” kaya seorang demonstran, Norhafizah Hashim, dikutip dari The Straits Times. Selain dari unsur masyarakat, demonstrasi juga dihadiri partai politik seperti dari Aliansi Persatuan Demokrasi Malaysia (Muda) dan sayap pemuda Partai Aksi Demokrasi.(*)