Wamen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Berkunjung ke PT SEML -->

Iklan Muba

Wamen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Berkunjung ke PT SEML

Jumat, 26 Agustus 2022
Rombongan Wamen KLH RI bersama Manager PT SEML Solok Selatan, Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD, anggota DPRD foto bersama di gedung  PT SEML.




Solsel, fajarsumbar.com - Perusahaan panas bumi geotermal PT Supreme Energy Muara Laboh Solok Selatan, (Sumbar) dikunjungi Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 


Kedatangan Wamen beserta rombongan itu disambut hangat oleh Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD, anggota BPRD, OPD Solok Selatan, dan Senior Manager Busines Relation And General Affairs. Ismoyo Argo diruang pertemuan PT SEM beserta jajaran. 


Manager PT SEML Ismoyo Argo dalam sambutanya mengatajan, mewakili management PT Supreme Energy mengucapkan terima kasih atas kunjungan Bapak Wamen LHK di PLTP Muara Laboh 86 MW di Solok Selatan (Sumbar). 


Seperti diketahui di Sumatera potensi panas bumi sebesar 12 GW, sebesar 10 GW berada didalam kawasan hutan, oleh karenanya Kementerian LHK merupakan salah satu pemangku kepentingan utama dalam pengusahaan panas bumi di Indonesia. 


Panas bumi merupakan energi terbarukan bersih dan berkelanjutan, hanya memerlukan lahan yang kecil, banyak pembangkit panas bumi yang sudah beroperasi hingga puluhan tahun, serta handal sebagai pemasok energi hijau ke PLN. 


PLTP Muara Laboh diinisiasi sejak tahun 2008 melalui survei pendahuluan kemudian dengan perjuangan dan juga dukungan yang besar dari pemprov dan pemkab serta masyarakat Solok Selatan dan semua pihak akhirnya berhasil beroperasi secara komersial pada 19 Des 2019 lalu. 


PLTP Muara Laboh merupakan ikon energi terbarukan di Sumbar dan Solok Selatan yang disalurkan melalui transmisi PLN untuk memperkuat kehandalan listrik diwilayah Sumatera bagian tengah.

 

PLTP ini dioperasikan secara baik dan handal oleh tenaga profesional dan hampir 80 persen berasal dari tenaga kerja dan pemasok lokal, pembangunan PLTP Muara Laboh ini inshaa Allah akan berlanjut ke unit 2 jika pembahasan PPA dengan PLN dldiseleaaikan. 


Dalam masa operasinya PLTP Muara Laboh memiliki program Keanekaragaman hayati yaitu program pemulihan ekosistem dengan tingkat keberhasilan 98 persen, progran revegetasi tanaman produktif bernilai ekonomis dan pemantauan satwa. 


Inilah lokasi panas bumi PT SEML ditinjau Wamen saat lakukan kunjungan

SEML juga memiliki Program Pemberdayaan masyarakat sekitar melalui 4 Pillar CSR yang didalamnya terdapat juga program peningkatan taraf hidup masyarakat terdampak, yang telah berhasil menaikan penghasilan masyarakat terdampak langsung proyek PLTP. 


Disamping itu PT Supreme Energy mengoperasikan PLTP Rantau Dedap 91 ,2 MW di Provinsi Sumsel yang sudah beropersasi 2021, dan Proyek PLTP Rajabasa yang sedang persiapan eksplorasi yang keduanya berada didalam Kawasan Hutan Lindung.


Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menyambut baik kedatangan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, Ph.D di kabupaten ini. Kunjungan kerja ini juga turut meningkatkan motivasi pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik di Solok Selatan.


Bupati Solok Selatan H. Khairunas mengatakan saat ini kabupaten yang dipimpinnya telah memiliki salah satu proyek strategis nasional (PSN), yakni pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML). Pembangunan pembangkit listrik ini mendapatkan dukungan sepenuhnya dari pemerintah daerah.


"Bahkan, pada pengembangan tahap berikutnya, kami tidak mau ketinggalan untuk terus mendukung kelanjutannya. Antara lain dengan mengupayakan membangun jalan tembus Solok Selatan-Dharmasraya, yakni ruas jalan Sungai Sugkai-Sungai Rumbai yang saat ini dibangun dengan bantuan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui BKK sebesar Rp 11,5 miliar pada tahun 2022," kata Khairunas di kawasan PLPT SEML, Pekonina,


Jika jalan ini rampung maka konektivitas masyarakat akan dapat langsung terhubung dengan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Sungai Rumbai-Rengat. Selain itu juga akan memudahkan mobilisasi peralatan dan logistik yang diperlukan untuk pengembangan PLTP.


Namun demikian, pembangunan jalan tersebut saat ini masih terkendala dengan izin pakai dari Kementerian LHK mengingat lahan tersebut merupakan bagian dari hutan produksi konversi (HPK).


Kemudian, sebagai bagian dari pengembangan pariwisata daerah dan peningkatan perekonomian masyarakat, pemerintah daerah juga tengah melakukan pengkajian untuk membuat jalur pendakian baru ke Gunung Kerinci. Kajian ini dilakukan bersama dengan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).


Bupati Solok Selatan didampingi maneger PT SEML Ismoyo Argo disaksikan wakil bupati, ketua DPRD.


Pengembangan ini juga menjadi bagian untuk mendukung even nasional 'Pendakian Tujuh Puncak Tertinggi di Nusantara' dimana Gunung Kerinci adalah salah satunya.


"Dalam pembahasan awal dengan TNKS sangat dimungkinkan adanya jalur tersebut, tentu saja kami bermohon agar gagasan ini didukung sepenuhnya oleh Kementerian LHK," lanjutnya.


Lainnya, dia mengungkapkan bahwa saat ini masih terdapat sejumlah kawasan hutan yang telah dihuni puluhan tahun oleh masyarakat yang membutuhkan dukungan untuk pemanfaatan lahan untuk pertanian dan membangun akses jalan mengingat daerah ini dinilai masih tertinggal.


Beberapa daerah tersebut yakni: Jorong Tandai, Nagai Lubuk Gadang Tenggara; Jorong Talantam, Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan; Alam Pauh Duo; dan Jorong Sapan Salak Nagari Pakan Rabaa Timur.


"Kami yakin dengan kunjungan Bapak dan jajaran Kementerian LHK, akan membawa angin segar bagi Kabupaten Solok Selatan," tukasnya.


Wakil Menteri LHK Alue Dohong, Ph.D mengungkapkan pembangunan yang direncanakan oleh pemerintah daerah ini dinilai akan berjalan lancar, terlebih rencana pembangunan dilakukan dalam mendukung PSN dan percepatan peralihan sumber energi ke energi baru dan terbarukan demi mendukung ekonomi hijau.


Maneger PT SEML beserta karyawan, foto bersama Wamen LHK.


Dia mengungkapkan, selama pembangunan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat hal tersebut bisa dilakukan.


"Tapi dengan catatan jaga keaslian taman alami Kerinci Seblat maka kita harus coba fasilitasi. Ada bebrapa kebijakan, kemitraan konservasi bekerja sama dengan kelompok untuk melakukan kegiatan seperti wisata alam, melakukan kegiatan menanam hasil hutan bukan kayu dan lain-lain," ungkap Alue di kesempatan yang sama.


Wamen mengingatkan bahwa TNKS ini merupakan bagian dari World Heritage Site untuk hutan tropis di Sumatera yang telah ditetapkan oleh UNESCO. Sehingga jangan sampai pembangunan ini menjadi general disturbing values bagi kawasan tersebut.


"Karena sekali lagi saya ingatkan TNKS ini atap Sumatera, khususnya empat provinsi. Tanpa air tidak ada manusia maupun makhluk hidup ini yang bertahan hidup, tapi tanpa minyak kita masih bisa hidup. Jadi dengan itu menjadi refleksi bagi kita semua agar menjadi hutan menjaga TNKS sama dengan menjaga kehidupan, kita merusaknya berarti merusak kehidupan," tukasnya.


Tak hanya menjadi upaya pemerintah, namun juga menjadi kewajiban bagi perusahaan yang berada di daerah tersebut untuk membantu konservasi di kawasan ini. Untuk itu, Alue mengharapkan SEML untuk melakukan penanaman sistem agro forestry di kawasan TNKS.


Wamen LHK disuguhkan buah durian okeh Maneger PT SEML, usai pertemuan


Menanggapi hal tersebut, Senior Manager Business Relations dan General Affairs PT Supreme Energy Ismoyo Argo mengatakan saat ini telah membantu konservasi dengan melakukan penanaman pada area seluas 52,5 hektar.


"Supreme Energy saat ini sudah bekerja sama dengan TNKS untuk melakukan konservasi dengan melakukan penanaman pada area seluas 52,5 hektar," kata Ismoyo.


Setidaknya telah dilakukan penanaman 10 jenis tanaman pionir sebanyak 27.595 batang di zona rehabilitasi TNKS tersebut.


Perusahaan telah berkomitmen untuk terus peduli dalam menjaga keberlangsungan fungsi ekosistem melalui Program Keanekaragaman Hayati dengan Kegiatan Pemulihan Ekosistem Bekerjasama dengan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat. (Abg)