Ngeri, Rusia dan China Perkuat Kerja Sama Pertahanan Fokus Latihan Perang Bersama -->

Iklan Atas

Ngeri, Rusia dan China Perkuat Kerja Sama Pertahanan Fokus Latihan Perang Bersama

Senin, 19 September 2022

Rusia dan China sepakat memperkuat kerja sama pertahanan dengan fokus menggelar latihan perang dan patroli gabungan.


MOSKOW - Rusia dan China sepakat memperdalam kerja sama di bidang pertahanan. Kedua negara sekutu dekat itu akan fokus menggelar latihan militer gabungan. 


"Kedua pihak menyepakati kerja sama militer lebih lanjut dengan fokus pada latihan bersama dan patroli, serta memperkuat kontak antara Staf Umum," bunyi pernyataan Dewan Keamanan Rusia, seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/9/2022),sebagaimana dikutip iNews.id.


Sebelumnya Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev mengunjungi China untuk mengadakan konsultasi keamanan serta bertemu dengan beberapa pejabat. 


Rusia dan China memperdalam kerja sama di berbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara memuji kemitraan tanpa batas. Apalagi Rusia dan China sedang menghadapi tekanan kuat dari negara Barat terkait perang di Ukraina serta krisis di Taiwan.


Selain di bidang pertahanan, kedua negara mantap meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi. Namun Rusia maupun China membantah kerja sama yang dijalin bertujuan untuk mendominasi dunia.  Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, di saat negara lain memiliki ambisi seperti itu, Rusia justru menahannya.


"Rusia dan China tidak berupaya menguasai seluruh dunia begitu mengimplementasikan perjanjian bilateral. Kita tahu negara-negara lain memiliki kecenderungan seperti itu," kata Peskov.


Dia juga menuduh Amerika Serikat sebagai kekuatan yang berusaha mengganggu stabilitas serta menjadi sumber dari tindakan provokatif.  Presiden Rusia Vladimir Putin saat menyampaikan pidato di Forum Ekonomi Timur awal bulan ini mengatakan, dominasi AS dalam politik dan ekonomi telah berkurang, sebaliknya negara-negara non-Barat justru menjadi lebih kuat.


Proses ini terjadi meskipun para elite Barat bersikap keras kepala, tidak mau melihat dan mengakui realitas yang objektif.(*)