Dinas Keamanan Ukraina Tuduh Uskup Agung Kristen Ortodoks Dukung Rusia -->

Iklan Atas

Dinas Keamanan Ukraina Tuduh Uskup Agung Kristen Ortodoks Dukung Rusia

Sabtu, 10 Desember 2022

 

Dinas Keamanan Ukraina (SBU) menuduh seorang pemuka agama Kristen Ortodoks senior terlibat dalam aktivitas anti-Ukraina. Dia dinilai mendukung kebijakan Rusia dalam unggahan media sosial.



KIEV  - Dinas Keamanan Ukraina (SBU) menuduh seorang pemuka agama Kristen Ortodoks senior terlibat dalam aktivitas anti-Ukraina. Dia dinilai mendukung kebijakan Rusia dalam unggahan media sosial.


Sebuah pernyataan SBU pada Jumat (9/12/2022), seorang uskup agung di keuskupan di Ukraina barat telah mengunggah postingan yang 'memalukan kehormatan dan martabat nasional Ukraina'. Dia juga berkontribusi pada hasutan permusuhan dan kebencian agama, sebagaimana dikutip iNews.id.


Pemuka agama yang tak disebut namanya itu juga dituduh menggunakan profil anonim di Facebook untuk menyebarkan narasi propagandis Rusia. Sayangnya SBU tak memberikan rincian lebih lanjut. 


Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul serangkaian penggerebekan properti yang digunakan oleh Gereja Ortodoks cabang Ukraina yang secara historis terkait dengan Rusia. Gereja Ortodoks di Ukraina juga telah mendapat tekanan lebih sejak invasi Rusia.


Dilansir dari Reuters, Gereja Ortodoks di Rusia telah mendukung invasi Moskow. Kiev mengatakan beberapa pemuka agama kristen ortodoks di Ukraina mungkin menerima perintah dari Moskow.


Sayang pejabat Gereja Ortodoks di Ukraina tidak segera menanggapi permintaan komentar.


SBU menyatakan telah menemukan 16 orang yang mencurigakan di halaman sebuah Gereja Ortodoks di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chornobyl yang sudah tidak berfungsi di daerah yang tertutup bagi warga sipil.


"Mereka akan didakwa berada di zona terlarang. Penyelidikan sedang dilakukan untuk melihat apakah mereka telah melanggar undang-undang keamanan negara," kata SBU dalam sebuah pernyataan.


Seorang juru bicara gereja pada pekan lalu mengatakan, pihaknya selalu bertindak dalam kerangka hukum Ukraina. Negara tidak memiliki dasar hukum untuk menekan para pengikutnya.


Sementara mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev menggambarkan pihak berwenang di Kiev sebagai pemuja setan dan musuh Kristus dan kepercayaan Ortodoks.


Umat Kristen Ortodoks merupakan mayoritas penduduk Ukraina. Sejak runtuhnya pemerintahan Soviet, ketegangan meningkat antara gereja bawahan Moskow dan gereja independen Ukraina. (*)