Brasil Memanas! Pendukung Bolsonaro Duduki Parlemen, Serbu Istana Presiden dan Mahkamah Agung -->

Iklan Atas

Brasil Memanas! Pendukung Bolsonaro Duduki Parlemen, Serbu Istana Presiden dan Mahkamah Agung

Senin, 09 Januari 2023

Massa pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menggelar unjuk rasa di luar Gedung Kongres Nasional di Brasilia, Minggu (8/1/2023).


BRASILIA  – Massa pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menduduki gedung parlemen negara itu di Ibu Kota Brasilia. Polisi pun membubarkan mereka dengan granat gas dan granat bising, menurut laporan media lokal pada Minggu (8/1/2023).


Portal berita Brasil, G1 melaporkan, para pendukung radikal Bolsonaro merebut Kongres Nasional Brasil setelah bentrok dengan polisi militer. Semua peserta aksi antidemokrasi itu dipersenjatai dengan tongkat dan batu.


Reuters melansir, pendukung mantan presiden sayap kanan itu tidak hanya merebut Kongres, melainkan juga menyerbu Istana Kepresidenan, dan Mahkamah Agung Brasil. Peristiwa tersebut seakan-akan mengulangi kekeacauan yang terjadi di ibu kota AS dua tahun lalu, ketika para penggemar mantan Presiden Donald Trump menyerbut gedung DPR (US Capitol) di Washington DC.


Atas situasi itu, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengumumkan intervensi keamanan federal di Brasilia yang berlangsung hingga 31 Januari. Dalam konferensi pers, dia menyalahkan Bolsonaro dan mengeluhkan kurangnya keamanan di ibu kota. Menurut Lula, pihak berwenang seakan-akan telah membiarkan kaum “fasis” dan “fanatik” membuat kekacauan, sebagaimana dikutip iNews.id.


“Para pengacau ini, yang bisa kita sebut Nazi fanatik, Stalinis fanatik, fasis fanatik, melakukan apa yang belum pernah dilakukan dalam sejarah negara ini,” kata Lula. 


“Semua orang yang melakukan (kekacauan) ini akan ditemukan dan mereka akan dihukum,” ujarnya.


Pada 1 Januari, Lula resmi memulai jabatannya sebagai presiden Brasil untuk ketiga kalinya. Dia dilantik sebagai kepala negara setelah memenangkan pemilihan presiden dalam putaran kedua pada 30 Oktober, mengalahkan presiden petahana Bolsonaro dengan selisih suara tipis.


Bolsonaro, yang juga seorang pendukung Trump, enggan mengakui kekalahannya. Dia menyuarakan klaim palsu bahwa sistem pemungutan suara elektronik Brasil rentan terhadap kecurangan. Klaim politikus sayap kanan itu kemudian melahirkan gerakan kekerasan di kalangan penolak hasil pemilu.


Sampai berita ini ditulis, tidak ada kabar langsung dari Bolsonaro. Dia terbang ke Florida 48 jam sebelum mandatnya sebagai presiden berakhir, akhir tahun lalu. Bolsonaro pun absen pada saat pelantikan Lula. (*)