Keajaiban, Gadis 7 Tahun Korban Gempa Turki Diselamatkan Setelah Terkubur Selama 132 Jam -->

Iklan Atas

Keajaiban, Gadis 7 Tahun Korban Gempa Turki Diselamatkan Setelah Terkubur Selama 132 Jam

Minggu, 12 Februari 2023

 

Tim penyelamat mengeluarkan seorang gadis berusia tujuh tahun yang terjebak di bawah bangunan selama 132 jam di Provinsi Hatay, Turki, 11 Februari 2023.




Damaskus– Tim penyelamat korban gempa berhasil menarik keluar korban yang terkubur di bawah puing-puing selama lebih dari 100 jam. Penyelamatan ajaib itu terjadi di saat jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin, (6/2/2023) menembus 28.000 jiwa.


Diwartakan BBC, pada Sabtu, (11/2/2023) satu keluarga beranggotakan lima orang berhasil ditrik dari puing-puing bangunan di Provinsi Gaziantep, Turki.


Sementara kantor berita AP melaporkan orang tua, dua anak perempuan dan laki-laki dibawa ke tempat aman setelah lima hari di bawah puing rumah mereka yang runtuh. AP juga melaporkan bahwa seorang gadis berusia tujuh tahun ditarik dari puing-puing di Provinsi Hatay setelah hampir 132 jam berada di bawah reruntuhan,sebagaimana dikutip Okezone.com.


BBC juga telah menerbitkan cuplikan penyelamatan luar biasa dari dua saudara perempuan di Antakya, Turki selatan. 


Gempa M 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin digambarkan sebagai 'peristiwa terburuk dalam 100 tahun” oleh kepala bantuan PBB, yang berada di provinsi Kahramanmaras Turki.


"Menurut saya ini adalah bencana alam terburuk yang pernah saya lihat dan juga tanggapan internasional yang paling luar biasa," kata Martin Griffiths kepada BBC di Turki.


"Kami memiliki lebih dari seratus negara yang telah mengirim orang ke sini, jadi ada tanggapan yang luar biasa, tetapi ada kebutuhan untuk itu," tambahnya.


Pada Sabtu, korban tewas akibat gempa mematikan di Turki dan Suriah dilaorkan telah melampaui 28.000 jiwa.


Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay mengumumkan pada Sabtu bahwa jumlah korban tewas di Turki telah meningkat menjadi 24.617 orang. Sementara AFP melaporkan bahwa jumlah korban tewas di Suriah mencapai lebih dari 3.500 orang, tetapi angka baru belum dipublikasikan sejak Jumat, (11/2/2023).


Griffiths menyerukan agar politik regional dikesampingkan dalam menghadapi bencana - dan ada beberapa tanda bahwa hal ini sedang terjadi.


Persimpangan perbatasan antara Armenia dan Turki yang telah lama berseteru dibuka kembali pada Sabtu untuk pertama kalinya dalam 35 tahun untuk memungkinkan bantuan lewat.


Ada laporan bahwa pemerintah Suriah telah setuju untuk membiarkan bantuan PBB masuk ke daerah-daerah yang dikuasai oleh kelompok oposisi, yang telah terlibat dalam perang saudara sejak 2011. Namun, ada juga kritik bahwa upaya internasional untuk mengirimkan bantuan ke Suriah belum cukup cepat.


Ismail al Abdullah dari Pasukan Pertahanan Sipil Suriah, atau White Helmets, yang beroperasi di daerah yang dikuasai pemberontak, mengatakan kepada Quentin Sommerville dari BBC bahwa organisasi tersebut telah berhenti mencari korban selamat.


Komunitas internasional memiliki "darah di tangannya," katanya. "Kami membutuhkan peralatan penyelamat yang tidak pernah datang." (*)