Pertamina Geothermal Energy Siap IPO, Incar Dana Segar Rp9,78 Triliun -->

Iklan Atas

Pertamina Geothermal Energy Siap IPO, Incar Dana Segar Rp9,78 Triliun

Rabu, 01 Februari 2023

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk bakal mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir Februari.


Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE bakal mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir Februari. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini memulai masa penawaran awal atau bookbuilding pada hari ini, Rabu (1/2/2023) hingga Kamis (9/2/2023).


Dalam prospektus yang dirilis, PGE melepas sebanyak 10,35 miliar saham atau 25 persen dari total modal ditempatkan dan disetor Perseroan. Harga penawaran awal yang ditetapkan sebesar Rp820 hingga Rp945 per saham, sebagaimana dikutip iNews.id.


“Jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp9,78 triliun,” dikutip dari prospektus, Rabu (1/2/2023).


Setelah penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), PGE akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 1,50 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO atau sebanyak-banyaknya 630,39 juta saham untuk Program Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen dan Karyawan perseroan atau Management and Employee Stock Option Program (MESOP).


Terkait penggunaan dana hasil IPO, Perseroan akan menggunakan sebesar 85 persen untuk pengembangan usaha hingga 2025 mendatang. Secara rinci, sebesar 55 persen akan digunakan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) operasional perseroan saat ini, yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan eksisting perseroan.


Pengembangan tersebut sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lahendong, WKP Hululais, WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Gunung Way Panas, WKP Sungai Penuh, dan WKP Gunung Sibayak-Gunung Sinabung.


Kemudian, sebesar 33 persen akan digunakan untuk capex atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional Perseroan saat ini, yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk mengantisipasi kebutuhan pasar baru.


Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Hululais, WKP Gunung Way Panas, dan WKP Kamojang - Darajat.


Lalu, 12 persen dana hasil IPO akan digunakan Perseroan untuk capex atau investasi pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung production, operation and maintenance excellence.


Manajemen PGE menyampaikan, capex atau investasi pengembangan kapasitas tambahan sebesar 165 megawatt (MW) untuk Unit 2 di WKP Lumut Balai dan Margabayur (sebesar 55 megawatt) dan Unit 1 dan Unit 2 di WKP Hululais (sebesar 110 megawatt) akan dilakukan langsung oleh Perseroan.


Sedangkan, pihak yang akan melaksanakan pengembangan kapasitas tambahan untuk WKP lainnya saat ini masih belum dapat ditentukan, mengingat pengembangan usaha tersebut masih dalam tahap feasibility study maupun kesepakatan awal (memorandum of understanding atau head of agreement).


“Adapun capex atau investasi pengembangan untuk WKP lainnya tersebut dapat dilakukan langsung oleh Perseroan, atau melalui anak perusahaan baru yang akan didirikan oleh Perseroan,” ditulis dalam prospektus.


Sementara itu, sebesar 15 persen atau sebanyak-banyaknya 100 juta dolar AS dari dana hasil IPO akan digunakan untuk pembayaran sebagian facilities agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara Perseroan dengan Mandated Lead Arrangers, Kreditur Sindikasi Awal dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai facility agent.


Pertamina Geothermal Energy dijadwalkan melantai di bursa pada 24 Februari 2023 dengan kode PGEO. Tanggal efektif diperkirakan akan didapat pada 16 Februari 2023. Kemudian, masa penawaran umum akan digelar pada 20 hingga 22 Februari 2023. 


Lalu, tanggal penjatahan dan distribusi secara elektronik akan berlangsung pada 22 dan 23 Februari 2023. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. (*)