Polemik Proyek Irigasi, Warga Heran Jalan Pikiran Kadis PSDA Sumbar Atasi Banjir -->

Iklan Atas

Polemik Proyek Irigasi, Warga Heran Jalan Pikiran Kadis PSDA Sumbar Atasi Banjir

Selasa, 14 Maret 2023
Suasana pertemuan Tim PSDA Sumbar dan rombongan dengan warga di Mesjid Al-Habib Komplek Indah Pratama, beberapa waktu lalu.


Padang, fajarsumbar.com - Masih soal polemik pembangunan saluran irigasi yang melalui drainase di Komplek Indah Pratama I RT.006 RW 001 Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo, Padang, masih belum menemukan titik penyelesaian yang baik dan tidak merugikan warga, seperti yang ditegaskan Gubernur kepada PSDA Sumbar.


Pasalnya Kepala PSDA Sumbar Fathol Bari yang turun kelapangan Senin, 13 Maret 2023, membuat warga Komplek Indah Pratama bingung dan heran jalan pikiran Kadis PSDA yang terkesan akan meneruskan pembangunan saluran irigasi tersebut.


Tujuan kepala PSDA Sumbar Fathol turun ke lapangan di komplek Indah Pratama, adalah sebagai tindak lanjut intruksi Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah untuk mencari penyelesaian dan titik temu permasalahan yang dihadapi warga. 


Bersama Kepala PSDA juga hadir Kepala Dinas PUPR Kota Padang Raf Indria yang juga didampingi Camat Nanggalo Magdalena dan Lurah Surau Gadang untuk meninjau lokasi yang akan terdampak banjir  dan sampah dari saluran irigasi di lingkungan Komplek Indah Pratama.


Menurut ketua RT 006, Joni Irwandi, dalam pertemuan tersebut Warga KIP (Komplek Indah Prata)  menjelaskan, bahwa penyelesaian permasalahan banjir di KIP diharapkan disejalankan dengan rencana pembangunan saluran irigasi yang dilakukan oleh PSDA Sumbar. 


Hal tersebut didasari oleh kejadian dan fakta-fakta yang ada selama ini di area/wilayah yang terdampak banjir di lingkungan KIP dan Jalan Raya Jamal Jamil.


Bahkan salah seorang tokoh masyarakat di seputaran jalan Jamal Jamil yang akrap disapa Buya, mengungkapkan dalam pertemuan tersebut, mereka beserta keluarga yang tinggal di dekat sodetan yang akan dialiri saluran buang Irigasi tersebut, sudah sering mengalami kebanjiran dirumahnya.


"Memang daerah kami tinggal adalah daerah dataran rendah, kami mohon kepada pihak yang berkepentingan bijaksana dalam mengambil keputusan," ujar Jamal.


Ketua RT Joni menambahkan, dalam pertemuan yang berlangsung lebih 3 jam itu, Warga KIP /RT.006 sudah berupaya menjelaskan kepada PSDA melalui data dan fakta yang ada selama 5 tahun belakangan ini terkait dengan banjir yang sering melanda  wilayah KIP. 


"Kita tidak habis pikir, bagaimana jalan berpikir Kadis PSDA Sumbar yang terkesan memaksakan proyek pembangunan saluran buang irigasi yang masuk ke saluran drainase warga ini dilakukan sesegera mungkin," terang Joni Irwandy selaku ketua RT.006. 


Lebih mengherankan lagi, jelas Joni, proyek belum dilelang/ditender, kok penggalian sudah dilaksanakan. Dan celakanya lagi, tidak ada sosialisasi resmi. Terkesan main kucing-kucingan.


Contohnya, tanggal 3 Maret 2023 rapat bersama di kantor Camat Nanggalo dan melahirkan kesepakatan. Tetapi tanggal 9 Maret 2023 tiba-tiba sudah ada pekerjaan penggalian tanpa diketahui dan mengabaikan kesepakata pada rapat 3 Maret lalu. 


Kondisi ini menimbulkan  riak di tengah warga. Sabtu 11 Maret 2023, Gubernur Sumbar Mahyeldi yang akrab disapa Buya,   menerima audiensi warga KIP dan memerintahkan Kadis PSDA untuk menghentikan penggalian proyek tersebut.


"Satu hal lagi yang sangat kami herankan, kalau ditelusuri lebih dalam lagi, inikan permasalahan banjir di perumahan sebelah, yang melalui kajian, kesepakatan dan perencanaan pada tahun 2017 yang lalu perumahan sebelah memberikan izin saluran irigasi masuk ke drainase warga," tandasnya.


"Ternyata dampaknya sangat luar biasa, sampah dan air tidak dapat dikendalikan. Kita dengar dari warga perumahan sebelah terkait masalah sampah kesulitan mengatasinya. Sekarang masalah sampah dan banjir di kompleks sebelah itu akan dialirkan melalui jaringan irigasi yang dikoneksikan dengan drainase perumahan KIP. Ini yang warga KIP menolak," sambung Joni.


Nah, sekarang Kadis PSDA Sumbar mau mengatasi banjir dan sampah diperumahan sebelah dengan memindahkan saluran buang irigasiI masuk/terkoneksi di saluran Drainase yang ada di Blok A11 dan A12 KIP yang secara fakta merupakan daerah rawan banjir dan  pernah mengalami BANJIR BANDANG pada tahun 2012 yang lalu.  


Dimana rumah Warga KIP terendam air dan lumpur hampir setinggi dada. Inikan sangat-sangat ironis, memindahkan masalah bukan menyelesaikan masalah. lingkungan kami KIP /RT.006 sudah daerah cekungan, rawan banjir,  lalu mau dimasukan dan ditambah lagi dengan debit AIR dari saluran Irigasi Gunung Nago yang tentunya ini akan menambah banjir yang lebih besar lagi di KIP.


"Kami tegas menyampaikan kata Joni, bahwa kami  tidak menolak pembangunan yang secara kongkrit dapat menyelesaikan permasalah banjir dan sampah secara bersama-sama dan Pembangunannya dilakukan sejalan. Jangan hanya menyelesaikan permasalah satu titik dan satu titik lagi harus merasakan awal baru penderitaan masalah sampah dan banjir yang sudah dialami perumahan sebelah. Saya selaku RT.006 mewakili atas nama Warga Komplek Indah Pratama, memohon kebijaksanaan Pemerintah untuk mengatasi permasalah ini secara konkrit tanpa ada pihak yang merasa dirugikan, sebagaimana keinginan dan harapan Gubernur Sumbar," agar semuanya bisa diselesaikan dengan  baik dan tidak ada lagi warga yang kebanjiran. (Rel)