Alhamdulillah, Delegasi Saudi dan Houthi Duduk Bareng di Sanaa demi Akhiri Perang Yaman -->

Iklan Atas

Alhamdulillah, Delegasi Saudi dan Houthi Duduk Bareng di Sanaa demi Akhiri Perang Yaman

Senin, 10 April 2023

Kepala Dewan Politik Tertinggi Houthi, Mahdi al-Mashat, berjabat tangan dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Yaman, Muhammad Al-Jaber, di Istana Republik Yaman di Sanaa, Minggu (9/4/2023)


Riyadh – Delegasi Arab Saudi dan Oman mengadakan pembicaraan dengan pejabat Houthi di ibu kota Yaman, Sanaa, Minggu (9/4/2023). Pertemuan itu sebagai bagian dari komitmen Riyadh dan Houthi untuk mencapai gencatan senjata permanen demi mengakhiri perang yang telah berlangsung lama di negara Teluk itu.


Kunjungan tersebut menunjukkan kemajuan dalam konsultasi yang dimediasi Oman antara Riyadh dan Sanaa, yang berjalan paralel dengan upaya perdamaian PBB. Inisiatif perdamaian ini mendapatakan momentumnya, setelah Arab Saudi dan Iran setuju untuk membangun kembali hubungan diplomatik dalam kesepakatan yang ditengahi China, sebagaimana dikutip iNews.id.


Seperti diketahui, Iran dan Saudi selama ini selalu memosisikan diri sebagai musuh bebuyutan satu sama lain. Sementara terkait konflik di Yaman, Teheran disebut-sebut menjadikan Houthi sebagai proksinya.


Oman, yang berbatasan langsung dengan Yaman, telah berusaha selama bertahun-tahun untuk menjembatani perbedaan antara pihak-pihak yang berperang itu. Lebih luas lagi, Muscat juga menjembatani komunikasi antara Iran, Arab Saudi, dan Amerika Serikat.


Kantor berita Houthi, SABA melaporkan, Delegasi Saudi dan Oman mendarat di Sanaa pada Sabtu (8/4/2023) malam. Mereka bertemu dengan Kepala Dewan Politik Tertinggi Houthi, Mahdi al-Mashat, di Istana Kepresidenan Yaman di Sanaa.


Presiden al-Mashat menegaskan kembali posisi kelompoknya bahwa mereka ingin meraih perdamaian dengan cara yang terhormat. Rakyat Yaman, kata dia, mendambakan “kebebasan dan kemerdekaan”


Menurut SABA, kedua belah pihak akan bernegosiasi untuk mengakhiri permusuhan dan pencabutan blokade yang dipimpin Saudi di berbagai pelabuhan Yaman.


Sejumlah sumber mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pembicaraan Saudi-Houthi difokuskan pada pembukaan kembali penuh pelabuhan yang dikendalikan Houthi dan juga Bandara Sanaa. Selain itu, akan dibahas juga soal pembayaran gaji untuk pegawai negeri Yaman, upaya pembangunan kembali infrastruktur, serta batas waktu bagi pasukan asing untuk keluar dari negara itu.


Perang Yaman dipandang sebagai salah satu dari beberapa perang proksi antara Iran dan Arab Saudi. Houthi, yang bersekutu dengan Iran, menggulingkan pemerintahan Yaman yang didukung Saudi dari Sanaa pada akhir 2014. Kelompok itu memiliki kendali de facto atas Yaman Utara, dengan mengklaim diri melawan sistem yang korup dan agresi asing.


Houthi telah berperang melawan aliansi militer yang dipimpin Saudi sejak 2015. Konflik itu telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat 80 persen penduduk Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan. (*)