Gencatan Senjata 72 Jam Masih Berlaku namun Tembakan dan Ledakan Masih Terdengar di Sudan -->

Iklan Atas

Gencatan Senjata 72 Jam Masih Berlaku namun Tembakan dan Ledakan Masih Terdengar di Sudan

Rabu, 26 April 2023

 

Suara tembakan dan ledakan terdengar setelah malam tiba di Omdurman, Sudan.




Khartaoum - Pertempuran antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) kembali pecah Selasa (25/4/2023) malam. Padahal kedua pihak masih terikat deklarasi gencatan senjata 72 jam mulai Selasa tengah malam.  


"Suara tembakan dan ledakan terdengar setelah malam tiba di Omdurman," kata seorang wartawan Reuters.


Omdurman merupakan salah satu kota kembar Khartoum di Sungai Nil di mana tentara menggunakan drone untuk menargetkan posisi RSF. Tentara juga menggunakan drone untuk mencoba mengusir pejuang dari kilang bahan bakar di Bahri, kota ketiga di pertemuan Sungai Nil Biru dan Nil Putih. Pertempuran telah mengubah daerah permukiman menjadi medan perang, sebagaimana juga dikutip iNews.id.


Serangan udara dan artileri telah menewaskan sedikitnya 459 orang, melukai lebih dari 4.000 orang, menghancurkan rumah sakit dan membatasi distribusi makanan. Padahal Sudan merupakan negara di mana sepertiga dari 46 juta penduduknya bergantung pada bantuan makanan.


Sebuah proyektil dilaporkan menghantam pusat medis Al-Roumi di Omdurman dan meledak di dalam fasilitas tersebut pada Selasa.


"Serangan itu melukai 13 orang," kata seorang pejabat rumah sakit.


Utusan khusus PBB untuk Sudan, Volker Perthes kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa mengatakan, gencatan senjata tampaknya bertahan di beberapa bagian sejauh ini. Namun tidak ada pihak yang menunjukkan kesiapan untuk "bernegosiasi secara serius. 


"Ini menunjukkan bahwa keduanya berpikir bahwa mengamankan kemenangan militer atas pihak lain adalah mungkin. Ini salah perhitungan," kata Perthes.


Dia juga menambahkan, Bandara Khartoum masih dapat beroperasi tetapi landasannya rusak. Sejak perang pecah antara tentara dan RSF pecah pada 15 April lalu, Sudan gagal melalui masa transisi ke demokrasi sipil. Paramiliter telah menempatkan diri mereka di distrik permukiman dan tentara berusaha untuk menargetkan mereka dari udara.(*)