Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief mengatakan pihaknya menyediakan mobil golf di Mina untuk membantu jemaah yang kelelahan. |
Jakarta - Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan sejumlah mobil golf di Minapada puncak haji 1444 H/2023M. Kendaraan tersebut digunakan untuk melayani jemaah haji yang membutuhkan pertolongan.
Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief mengatakan pengadaan kendaraan tersebut merupakan terobosan sekaligus hasil evaluasi pelaksanaan haji tahun lalu, sebagaimana dikutip iNews.id.
"Tahun lalu kita kerepotan sekali karena tidak boleh ada mobil dan itu sangat memberatkan saat evakuasi," ujarnya di Daker Madinah, Arab Saudi, Minggu (18/6/2023).
Menurut Hilman, petugas harus menempuh jarak yang cukup jauh sekitar 3 km saat mengevakuasi jemaah yang sakit. Kondisi ini menyebabkan petugas kelelahan.
"Ini (kendaraan golf) merupakan permintaan tahun lalu. Alhamdulillah, pihak kerajaan dan syarikah akan memfasilitasi itu, sehingga tim medis bisa segera datang. Rata-rata kehabisan nafas karena capai," katanya.
Hilman menyebut pada tahun ini pihaknya akan mengoperasikan tujuh unit mobil. Nantinya mobil-mobil tersebut akan dioperasikan petugas di Mina.
"Dikasih tujuh unit. Itu yang disampaikam mitra kita. Tahun lalu enggak ada. Apakah mobil itu akan disimpan di Kantor Misi Haji Indonesia sebab di sampingnya kan kesehatan masih dipertimbangkan," ucapnya.
Hilman berharap keberadaan fasilitas tersebut dapat meningkatkan pelayanan dan membantu jemaah haji saat melaksanakan puncak ibadah haji.
"Jangan sampai pertolongan pertama tidak bisa dilakukan dengan baik. Kita ingin melindungi jemaah termasuk saat-saat melaksanakan ibadah seperti itu. Kan puncak hajinya di situ," ucapnya.
Selain menyediakan mobil golf, Kemenag juga menyiapkan sejumlah langkah lainnya yakni melakukan evaluasi kesiapan fasilitas di Arafah dan Mina yang akan ditempati oleh jemaah haji Indonesia.
"Kita ketahui jemaah haji tahun ini jumlahnya lebih dari normal sehingga kita pastikan infrastrukturnya cukup atau tidak sehingga layanan jemaah dengan penambahan kuota ini tetap terjaga," katanya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mengevaluasi kesiapan para petugas haji. Simulasi yang diterapkan Kemenag harus benar-benar dipahami petugas. Sebab pada puncak haji, mobilitas jemaah sedemikian kompleks.
"Karena seluruh jemaah haji dari bernagai negara juga melakukan hal yang sama. Untuk itu, petugas akan ditempatkan sebelum jemaah masuk ke Arafah," katanya.
Termasuk juga kesiapan maktab dan petugas yang menggeser dan membawa jemaah ke Arafah serta berapa petugas yang siap siaga di Muzdalifah.
"Ini juga harus kita pastikan simulasinya. Insya Allah dua hari sebelum puncak haji. Nanti simulasi harus benar-benar dipahami petugas," kata Hilman.(*)