Cacing Purba dari Siberia yang Membeku 46 Ribu Tahun Lalu Dibangkitkan oleh Para Ilmuwan -->

Iklan Atas

Cacing Purba dari Siberia yang Membeku 46 Ribu Tahun Lalu Dibangkitkan oleh Para Ilmuwan

Minggu, 30 Juli 2023
ilustrasi


Jakarta - Para ilmuwan telah berhasil membangkitkan cacing purba yang terperangkap dalam permafrost atau lapisan tanah beku Siberia selama 46 ribu tahun.


Cacing gelang dari spesies yang belum pernah dikenal sebelumnya ini mampu bertahan hidup hingga 40 meter di bawah permukaan tanah yang membeku. Hewan ini berada dalam keadaan tidak aktif, yang dikenal sebagai kriptobiosis.


Dalam kondisi kriptobiosis, organisme mampu bertahan tanpa air atau oksigen sama sekali dan juga tahan terhadap suhu sangat rendah, pembekuan, atau konsentrasi garam yang tinggi.


Teymuras Kurzchalia, seorang profesor emeritus di Max Planck Institute of Molecular Cell Biology and Genetics di Dresden, yang terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa organisme dalam kondisi "di antara kehidupan dan kematian."


"Ia bisa berhenti hidup dan kemudian 'bangkit kembali' dari awal. Ini adalah temuan yang luar biasa," ungkap Kurzchalia seperti yang dilaporkan oleh CNN.


Cacing purba ini kemudian dicairkan untuk kemudian dianalisis menggunakan metode radiokarbon, yang menunjukkan bahwa cacing ini telah membeku antara 45.839 hingga 47.769 tahun yang lalu.


Untuk mengidentifikasi apakah cacing berasal dari spesies yang sudah dikenal atau merupakan spesies baru, ilmuwan dari Dresden dan Cologne melakukan analisis genetik. Hasilnya, cacing ini ternyata merupakan spesies baru yang diberi nama Panagrolaimus kolymaenis (P. kolymaenis).


P. kolymaenis ternyata memiliki kesamaan dengan organisme lain dalam studi ilmiah, yaitu C. elegans. Keduanya menghasilkan gula trehalosa yang memungkinkan mereka bertahan dalam kondisi kriptobiosis.


"Menemukan bahwa jalur biokimia yang sama digunakan oleh dua spesies yang terpisah jauh dalam evolusi, sekitar 200 hingga 300 juta tahun, sungguh mengejutkan. Ini menunjukkan bahwa beberapa proses dalam evolusi benar-benar tetap terjaga," kata Phillip Schiffer, ketua Institute of Zoology di University of Cologne, yang juga terlibat dalam studi ini.


Dengan temuan cacing purba ini, para peneliti berharap dapat mendapatkan informasi yang relevan dengan biologi konservasi atau mengembangkan upaya untuk melindungi spesies lain.


"Atau setidaknya mempelajari apa yang harus dilakukan untuk melindungi mereka dalam kondisi ekstrem yang kita hadapi saat ini," tambahnya. (des)