Prajurit Kopassus Pratu Suparlan Gugur sebagai Pahlawan di Medan Pertempuran Timor Timur -->

Iklan Atas

Prajurit Kopassus Pratu Suparlan Gugur sebagai Pahlawan di Medan Pertempuran Timor Timur

Sabtu, 08 Juli 2023
Prajurit Kopassus


Jakarta - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat selalu menghasilkan prajurit-prajurit andal, terbaik, dan penuh heroisme. Salah satunya adalah Pratu Suparlan.


Kisah kehebatan Suparlan diabadikan dalam Majalah Baret Merah edisi April 2014 dan diunggah di laman resmi Kopassus. Peristiwa kepahlawanannya terjadi dalam operasi militer di Timor Timur pada tanggal 9 Januari 1983.


Pada saat itu, sebuah pasukan gabungan tentara Nanggala-LII Kopassandha di bawah pimpinan Letnan Poniman Dasuki sedang melakukan patroli di daerah KV 34 - 34/Komplek Liasidi. Daerah ini sangat berbahaya karena merupakan tempat persembunyian pemberontak Fretilin (sayap militer terlatih Timor-Timur), yang tanpa ampun menghabisi anggota TNI yang mereka temui.


Tiba-tiba, pasukan kecil TNI ini dihadang oleh sekitar 300 anggota Fretilin yang dilengkapi senapan serbu, mortir, dan GLM. Terjadi pertempuran yang tidak seimbang antara ratusan anggota Fretilin yang berada di posisi yang lebih tinggi dengan pasukan TNI yang berada di tepi jurang. Satu per satu anggota pasukan kecil ini gugur, tertembus peluru dari pihak Fretilin.


Menyadari hal ini, komandan tim segera memerintahkan pasukannya untuk melarikan diri melalui celah bukit yang menjadi satu-satunya kesempatan. Namun, waktu sangat terbatas bagi pasukan kecil ini, sehingga Pratu Suparlan memutuskan untuk maju melawan musuh sementara yang lain melarikan diri.


"Di sinilah jiwa patriot seorang prajurit terbukti. Pratu Suparlan melepas senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur. Tanpa gentar sedikit pun, dia berlari menuju pasukan Fretilin," tulis Kopassus.


Hujan peluru senapan mesin musuh menghujam tubuh Pratu Suparlan. Namun, dia tidak mundur sedikit pun. Seperti benteng yang kuat, dia membalas dengan tembakan beruntun hingga amunisinya habis.


Meskipun tubuhnya dilapisi luka tembak, prajurit Kopassus ini tetap tegar. Alih-alih roboh seperti yang diharapkan musuh, Pratu Suparlan malah menarik pisau Komandonya, lalu berlari mengejar anggota Fretilin ke tengah semak belukar dan berhasil menjatuhkan enam orang.


Tidak terhitung berapa banyak peluru yang menembus tubuhnya, membuat seragam loreng yang dikenakan Pratu Suparlan berubah warna menjadi merah karena darah yang membanjiri luka-lukanya. Namun, Suparlan tidak menyerah. Ketika daya tahannya hampir habis, pasukan Fretilin mendekat dan menembaknya di leher. Namun, akhir hayat Suparlan akan selalu dikenang.


Ketika musuh mendekat, dengan tenaga terakhir yang ada, Suparlan mengambil sesuatu dari saku bajunya. Dalam hitungan detik, dia menarik pin granat, lalu melompat ke arah kerumunan Fretilin di depannya sambil berteriak, "Allahu Akbar!" Bunyi ledakan keras terdengar ketika puluhan prajurit komunis roboh, bersama dengan seorang prajurit Kopassus bernama Pratu Suparlan. Sang prajurit komando gugur demi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dicintainya.(*)