![]() |
Foto bersama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok Kenedy Hamzah. |
Arosuka - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok, Sumatera Barat, melalui Dinas Pertanian Kabupaten Solok, telah mengambil langkah progresif dengan mengembangkan usaha ternak kambing boerka dan kebun buah naga sebagai langkah potensial dalam meningkatkan perekonomian daerah.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Kenedy Hamzah, menyampaikan bahwa daerah ini memiliki potensi yang sangat berpeluang untuk menjadi pusat pengembangan usaha ternak kambing boerka.
"Selain dikenal sebagai daerah penghasil beras, Kabupaten Solok juga merupakan wilayah yang menghasilkan buah naga, terutama di Kecamatan X Koto Singkarak dan Kecamatan X Koto Diatas," kata Kenedy.
Dia menjelaskan bahwa kebun buah naga ini memiliki kesesuaian untuk diintegrasikan dengan usaha peternakan kambing boerka. Kotoran dari kambing tersebut dapat diolah menjadi pupuk yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan buah naga, dan lahan tersebut juga dapat digunakan untuk menanam pakan untuk kambing.
"Kotoran kambing ternyata sangat baik untuk pupuk buah naga agar dapat melawan beberapa penyakit, terutama penyakit kanker pada buah naga," tambahnya.
Lebih lanjut, Kenedy menyebutkan bahwa Kabupaten Solok telah memiliki sekitar 200 hektar kebun buah naga yang akan terus dikembangkan.
Untuk mewujudkan hal ini, Dinas Pertanian Kabupaten Solok telah mengajukan proposal pengembangan kambing boerka ke Pusat Standardisasi Instrumen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (PSIPKH/BSIP) di Bogor, Jawa Barat. Proposal tersebut memiliki tujuan untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha peternakan kambing boerka.
"Kami mengajukan permohonan untuk 90 ekor kambing bagi tiga kelompok petani, terdiri dari dua kelompok di Nagari Kacang dan satu kelompok di Nagari Tanjung Alai," jelas Kenedy.
Selanjutnya, Dinas Pertanian Kabupaten Solok juga telah melakukan kunjungan ke PSIPKH/BSIP Bogor guna menindaklanjuti proposal pengembangan kambing boerka yang diajukan.
Kambing boerka merupakan hasil persilangan antara kambing boer jantan asal Afrika Selatan dengan kambing kacang betina asal Indonesia. Hasil persilangan ini menghasilkan kambing lokal dengan pertumbuhan lebih cepat dan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan kambing kacang.
Keunggulan utama dari kambing boerka adalah adaptasinya yang tinggi terhadap lingkungan tropis. Pada usia satu tahun, berat badannya bisa mencapai 365 kilogram dengan karkas sekitar 49-51 persen.
Produktivitas kambing boerka juga terbilang tinggi, mampu melahirkan tiga kali dalam dua tahun. Setiap kali melahirkan, induk kambing dapat menghasilkan satu hingga dua anak.
Budidaya kambing boerka ini harus didukung oleh lima faktor, yaitu sistem pembibitan, perkawinan dan seleksi, pemeliharaan intensif semi intensif, produk bibit, dan pasar. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memajukan perekonomian lokal.(des)