Presiden Jokowi sebut 96 negara jadi pasien IMF. |
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa saat ini hampir separuh negara di dunia menjadi pasien IMF. Pengakuan ini muncul setelah Jokowi berbicara langsung dengan Managing Director IMF, Kristalina Georgieva.
Dalam sambutannya pada Peresmian Pembukaan Kongres Nasional (Mahasabha XIII) Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Tahun 2023 di Palu pada Rabu, 30 Agustus 2023, Jokowi menyampaikan bahwa meskipun telah melewati hampir 3 tahun pandemi dengan cukup baik, tantangan ekonomi pasca-pandemi tidaklah mudah. Banyak negara di seluruh dunia mengalami kejatuhan ekonomi yang signifikan setelah pandemi Covid-19.
"Tantangan dunia saat ini semakin tidak mudah. Dari sisi ekonomi, kita berhasil mengatasi pandemi namun kesulitan mengatasi dampak ekonominya. Krisis pangan juga terjadi, di mana harga pangan di banyak negara naik lebih dari 50% bahkan ada yang naik lebih dari 100%," ungkap Jokowi.
Presiden Jokowi juga tidak menyembunyikan kenyataan bahwa krisis energi telah melanda sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia. Ia mengutip contoh di beberapa negara Uni Eropa di mana harga gas dan bahan bakar minyak melambung sampai 700%. Ia pun menyinggung tentang respons masyarakat terhadap kenaikan harga BBM di Indonesia.
"Kita lihat krisis energi di beberapa negara, di Uni Eropa misalnya, harga gas dan BBM melonjak drastis, bahkan ada yang naik hingga 700%. Di Indonesia, kenaikan harga bensin 10% saja bisa memicu unjuk rasa, kenaikan 20% bisa berujung pada protes selama 6 bulan. Ini adalah gambaran betapa tantangan dunia saat ini tidaklah mudah," tegasnya.
Jokowi juga memperingatkan tentang meningkatnya rivalitas dan geopolitik yang semakin memanas di berbagai belahan dunia. Ia menyoroti eskalasi konflik di beberapa kawasan, termasuk perang antara Rusia dan Ukraina di wilayah barat serta ketegangan yang semakin meningkat di wilayah dekat Indonesia.
"Rivalitas dan geopolitik tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, malah semakin meningkat. Konflik tidak hanya terbatas pada perang antara Rusia dan Ukraina, tetapi juga merembet hingga wilayah yang dekat dengan kita," tandas Presiden.
Pernyataan Jokowi ini menjadi panggilan bagi negara-negara di seluruh dunia untuk bersatu dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Dengan krisis ekonomi, energi, dan geopolitik yang berkepanjangan, kerjasama antarbangsa dianggap sebagai langkah yang esensial dalam mencari solusi yang berkelanjutan.(BY)