Forum Grup Discussion membahas jumlah anak stunting di Padang Panjang. |
Padang Panjang, fajarsumbar.com - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan semua yang terlibat dalam penanganan stunting di Kota Padang Panjang harus ikut berkontribusi dalam penurunan stunting.
Penegasan itu disampaikan Wakil Walikota Padang Panjang, Drs. Asrul ketika membuka Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Penurunan Stunting, di Padang Panjang, Selasa (12/9).
Secara peringkat, Kota Padang Panjang bersama Kota Bukittinggi berada pada peringkat kedua terendah di Sumatra Barat. Yaitu sebesar 16,8% pada 2022, dibandingkan dengan 2021 masih 20%.
“Dari hasil evaluasi tahun ini, masih banyak ditemukan pihak yang belum paham dengan penanganan stunting. Khususnya beberapa kelompok keluarga berisiko stunting dan keluarga stunting, bahkan tim sendiri.
Idealnya setelah tim bekerja selama setahun lebih, semua pihak harus sudah mengerti dengan penanganan stunting dan bisa ikut berkontribusi,” kata Wawako yang akan mengakhiri masa jabatannya 9 Oktober mendatang.
Asrul menyampaikan, masih ada OPD yang belum terlibat maksimal dalam Gerakan Basunting (Bapak Ibu Asuh Anak Stunting-red) dengan alasan tidak ada anggaran di OPD.
Gerakan Basunting ini juga diharapkan instansi vertikal, BUMN dan dunia usaha secara keseluruhan juga ikut berkontribusi.
“Ada atau tidaknya anggaran, gerakan ini tetap dapat dilaksanakan secara ikhlas oleh OPD melalui mekanisme iyuran, infak/sedekah rutin,” imbaunya.
Tantangan berikutnya yang akan dihadapi TPPS di antaranya menjaga anak yang sudah keluar dari status stunting tidak masuk lagi ke kelompok stunting. Pada 2024 bisa mencapai target nasional sebesar 14%.
Strategi jangka pendek yang akan dilakukan di antaranya fokus mengintervensi anak stunting agar keluar dari status stunting. Dengan cara memastikan anak stunting mendapatkan asupan gizi cukup melalui berbagai program, seperti Basunting, Dapur Sehat dan lainnya.
Sedangkan strategi jangka panjang yaitu meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, meingkatkan penyuluhan pola asuh, meningkatkan akses dan kualitas air minum dan sanitasi, serta meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DSPPKBPPA, Netti Herawati, S.H, mengatakan, tujuan FGD ini untuk perencanaan pencegahan stunting di Padang Panjang agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal.
“Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan makanan tambahan. Targetnya sasaran balita stunting dan ibu hamil. Bekerja sama dengan petugas gizi, kader PKK dan Tim Pendamping Keluarga melalui program Basunting,” jelasnya.
Hadir dalam. FGD ini Kepala Dinas Kesehatan, dr. Faizah yang bertindak selaku narasumber, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian, Ade Nafrita Anas, M.P, Plt. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Muji Sirwanto, M.Pd, Ketua Baznas, Syamsuarni, S.Ag, camat dan lurah se-Padang Panjang, serta undangan. (syam)