Oleh Dona Suzana (Mahasiswa Program Doktoral Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)
![]() |
Ilustrasi : Freepik |
Kesehatan mental dan psikologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Peningkatan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan mental telah menjadi fokus global, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kualitas hidup individu dan masyarakat. Di tengah tekanan modernitas, tantangan sosial, dan perubahan gaya hidup, masalah kesehatan mental semakin meresahkan.
Di sisi lain, Islam,
sebagai agama yang meliputi semua aspek kehidupan, memberikan panduan dan
nilai-nilai yang relevan dalam menjaga kesehatan mental dan psikologis.
Konsep-konsep seperti ketenangan jiwa (sakinah), sabar (patience), dan tawakal
(keyakinan pada Allah) merupakan inti dari pemahaman Islam yang berdampak
positif pada kesehatan mental individu.
Implementasi Islam
dalam kesehatan mental dan psikologi adalah topik yang menarik dan penting
untuk dibahas. Terdapat potensi besar untuk memanfaatkan ajaran Islam sebagai
sumber inspirasi dalam pemahaman dan pengembangan intervensi kesehatan mental
yang efektif. Selain itu, pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Islam
dapat memengaruhi kesehatan mental dapat memberikan pandangan yang lebih
komprehensif dalam menyikapi masalah kesehatan mental di masyarakat Muslim
Pentingnya
menggabungkan nilai-nilai Islam dalam praktik-praktik kesehatan mental dan
psikologis, mengeksplorasi konsep-konsep kunci dalam Islam yang berkaitan
dengan kesehatan mental, serta menguraikan peran penting yang dimainkan oleh
profesional kesehatan mental dalam membantu individu Muslim memahami dan
menerapkan ajaran Islam dalam menjaga kesehatan mental, dengan melakukan
pendekatan, strategi, dan tantangan yang terkait dengan implementasi Islam
dalam kesehatan mental, dengan harapan bahwa hal ini akan membuka jalan bagi
perkembangan lebih lanjut dalam bidang ini dan membantu individu Muslim
mencapai kesehatan mental yang lebih baik sesuai dengan ajaran agama mereka.
Konsep
Kesehatan Mental dalam Islam
Dalam Islam, kesehatan
mental merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan secara
keseluruhan. Kesehatan mental dalam Islam mencakup kesehatan jiwa, pikiran, dan
emosi. Konsep kesehatan mental dalam Islam didasarkan pada ajaran-ajaran
Al-Quran dan Hadis, serta pengalaman para ulama dan praktisi kesehatan Islam.
Beberapa konsep
kesehatan mental dalam Islam antara lain:
a. Keseimbangan yaitu Keseimbangan antara
fisik, mental, dan spiritual akan dapat dicapai dengan menjaga kesehatan fisik,
beribadah secara teratur, dan menjaga kesehatan mental dengan cara menghindari
stres dan kecemasan yang berlebihan.
b. Ketabahan
yaitu Ketabahan dapat membantu seseorang menghadapi masalah dan tantangan dalam
hidup, serta membantu dalam proses penyembuhan kesehatan mental.
c. Keteraturan, dengan keteraturan dalam
hidup dapat dicapai dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan
waktu untuk beribadah.
d. Keterhubungan
dengan Allah Subhanawwata’ala dan sesama manusia akan dapat membantu seseorang
merasa lebih tenang dan bahagia, serta membantu dalam proses penyembuhan
kesehatan mental.
Salah satu prinsip yang
relevan adalah ketenangan jiwa dan ketahanan emosional yang berkaitan dengan Al-Qur'an terdapat dalam :
- Surah Ar-Ra'd (13:28):
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenteram."
- Surah Al-Baqarah (2:286):
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya."
- Surah Ash-Sharh (94:5-6):
"Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
- Surah Al-Ankabut (29:69):
"Dan orang-orang yang berjuang untuk (mempertahankan agama) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sungguh,
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."
Meskipun tidak ada
ayat-ayat yang secara khusus menyebutkan "kesehatan mental,"
prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya ketenangan jiwa, kesabaran, dan
keyakinan pada Allah, yang semuanya relevan dalam menjaga kesehatan mental, ayat-ayat
ini dapat menjadi landasan untuk memahami konsep kesehatan mental dalam perspektif
Al-Qur'an.
Rasulullah Muhammad Shalallahu’alaihiwassalam
telah menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan mental dan keseimbanan stabilitas
emosional ,"Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shalallahu’alaihiwassalam
bersabda, 'Tidak ada keimanan bagi seseorang di mana tidak ada akhlak, dan
tidak ada akhlak bagi seseorang di mana tidak ada kesehatan mental.' (Hadis
diriwayatkan oleh Ahmad)."Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga kesehatan
mental adalah aspek penting dalam iman dan akhlak dalam Islam.
Nilai-nilai
Islam dalam Kesehatan mental dan Psikologi
Beberapa nilai-nilai
Islam yang dapat diterapkan dalam kesehatan jiwa dan psikologi antara lain tawakal,
ikhlas, kesederhanaan dalam hidup, dan kepedulian terhadap sesama. Implementasi
nilai-nilai Islam dalam kesehatan jiwa dan psikologi dapat memiliki implikasi
yang positif terhadap praktik kesehatan jiwa dan psikologi. Beberapa implikasi
tersebut antara lain:
- Pendekatan Holistik. Implementasi
nilai-nilai Islam dalam kesehatan jiwa dan psikologi dapat membantu dalam
pengembangan pendekatan holistik dalam praktik kesehatan jiwa dan
psikologi. Pendekatan holistik ini dapat membantu seseorang merasa lebih
tenang dan bahagia, serta membantu dalam proses penyembuhan kesehatan
mental.
- Pendekatan Spiritual. Implementasi
nilai-nilai Islam dalam kesehatan jiwa dan psikologi juga dapat membantu
dalam pengembangan pendekatan spiritual dalam praktik kesehatan jiwa dan
psikologi. Pendekatan spiritual ini dapat membantu seseorang merasa lebih
tenang dan bahagia, serta membantu dalam proses penyembuhan kesehatan
mental.
- Pendekatan Budaya. Implementasi
nilai-nilai Islam dalam kesehatan jiwa dan psikologi juga dapat membantu
dalam pengembangan pendekatan budaya dalam praktik kesehatan jiwa dan
psikologi. Pendekatan budaya ini dapat membantu seseorang merasa lebih
tenang dan bahagia, serta membantu dalam proses penyembuhan kesehatan
mental.
Meskipun banyak faktor
psikososial yang terjadi saat ini pada masyarakat dan berpotensi besar menyebabkan
masalah kesehatan jiwa, namun perhatian terhadap aspek kesehatan jiwa hingga
saat ini masih minimal. Hal ini salah satunya terjadi akibat kurangnya
informasi dan pemahaman tentang masalah kesehatan jiwa.Aplikasi ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari mampu menjadi benteng dari gejala penyakit serta
bisa memulihkan kesehatan jiwa bagi mereka yang merasakannya
Kesehatan mental yang
baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang,
sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai
orang lain di sekitar. Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan
kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan
hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain. Upaya keluarga untuk
berfungsi dengan baik akan menjadi faktor penting bagi kesehatan mental
anggotanya
Terdapat beberapa
gangguan jiwa yang dianggap sebagai penyakit jiwa menurut pandangan Islam,
antara lain:
a)
Neurosis: Gangguan jiwa yang ditandai
dengan adanya kecemasan, ketakutan, dan ketegangan yang berlebihan. Gangguan
ini dapat diatasi dengan cara menghindari faktor pemicu kecemasan dan
ketakutan, serta dengan cara beribadah secara teratur.
b)
Psychoses: Gangguan jiwa yang ditandai
dengan adanya gangguan pada persepsi, pemikiran, dan emosi. Gangguan ini dapat
diatasi dengan cara mengobati penyakit fisik yang mendasar, serta dengan cara
beribadah secara teratur.
c)
Riya': Gangguan jiwa yang ditandai
dengan adanya perilaku yang tidak tulus dalam beribadah atau berbuat baik kepada
sesama manusia. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara memperbaiki niat dalam
beribadah atau berbuat baik kepada sesama manusia.
d)
Iri: Gangguan jiwa yang ditandai dengan
adanya rasa iri terhadap kesuksesan atau kebahagiaan orang lain. Gangguan ini
dapat diatasi dengan cara menghargai kesuksesan atau kebahagiaan orang lain,
serta dengan cara beribadah secara teratur.
e)
Rakus: Gangguan jiwa yang ditandai
dengan adanya keinginan yang berlebihan terhadap harta atau kekayaan. Gangguan
ini dapat diatasi dengan cara menghindari perilaku yang berlebihan dalam
mengumpulkan harta atau kekayaan, serta dengan cara beribadah secara teratur.
f)
Was-was: Gangguan jiwa yang ditandai
dengan adanya kecemasan yang berlebihan terhadap sesuatu yang tidak jelas atau
tidak pasti. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara menghindari pikiran yang
berlebihan terhadap sesuatu yang tidak jelas atau tidak pasti, serta dengan
cara beribadah secara teratur.
g)
Bicara berlebih-lebihan: Gangguan jiwa
yang ditandai dengan adanya kecenderungan untuk berbicara terus-menerus tanpa
henti. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara menghindari perilaku yang
berlebihan dalam berbicara, serta dengan cara beribadah secara teratur.
h)
Melaknati orang: Gangguan jiwa yang
ditandai dengan adanya kecenderungan untuk mengutuk atau melaknat orang lain.
Gangguan ini dapat diatasi dengan cara menghindari perilaku yang berlebihan
dalam mengutuk atau melaknat orang lain, serta dengan cara beribadah secara
teratur.
i)
Janji bohong: Gangguan jiwa yang
ditandai dengan adanya kecenderungan untuk tidak memenuhi janji atau komitmen
yang telah dibuat. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara memperbaiki perilaku
dalam memenuhi janji atau komitmen yang telah dibuat,
Oleh karena itu,
penting untuk mengenali gejala-gejala tersebut dan segera mencari bantuan jika
diperlukan. Ada beberapa cara mengatasi gejala-gejala luar yang menunjukkan
perasaan dalam hati menurut pandangan Islam tentang penyakit jiwa, diantaranya
- . Memperbaiki niat dalam beribadah atau berbuat baik kepada sesama manusia untuk mengatasi riya' atau perilaku yang tidak tulus.
- .
Menghargai kesuksesan atau kebahagiaan
orang lain untuk mengatasi rasa iri atau dengki.
- .
Menghindari perilaku yang berlebihan
dalam mengumpulkan harta atau kekayaan untuk mengatasi rakus.
- . Menghindari perilaku yang berlebihan
dalam mengutuk atau melaknat orang lain untuk mengatasi kecenderungan untuk
mengutuk atau melaknat orang lain.
- . Memperbaiki perilaku dalam memenuhi
janji atau komitmen yang telah dibuat untuk mengatasi kecenderungan untuk tidak
memenuhi janji atau komitmen yang telah dibuat.
- . Menghindari perilaku yang berlebihan
dalam berbicara untuk mengatasi kecenderungan untuk berbicara terus-menerus
tanpa henti.
- .
Selain itu, beberapa cara lain yang
dapat dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala luar yang menunjukkan perasaan
dalam hati menurut pandangan Islam tentang penyakit jiwa antara lain:
- . Mengikuti petunjuk ajaran Allah dan
Rasul-Nya untuk mencapai ketenangan hidup dan kebahagiaan batin.
- . Istiqamah teguh pendirian dalam
bertauhid kepada Allah SWT untuk mencapai ketenangan hidup dan kebahagiaan
batin.
- .
Optimistik dalam menghadapi masalah
untuk mengatasi kecemasan dan ketakutan yang berlebihan.
- . Senantiasa berdoa dan memohon
perlindungan kepada Allah SWT untuk mengatasi kecemasan dan ketakutan yang
berlebihan.
Dari beberapa cara di
atas, dapat disimpulkan bahwa mengatasi gejala-gejala luar yang menunjukkan
perasaan dalam hati menurut pandangan Islam tentang penyakit jiwa dapat
dilakukan dengan memperbaiki niat dalam beribadah atau berbuat baik kepada
sesama manusia, menghargai kesuksesan atau kebahagiaan orang lain, menghindari
perilaku yang berlebihan, serta dengan mengikuti petunjuk ajaran Allah dan
Rasul-Nya.