Implementasi Islam dalam Kesehatan Mental dan Psikologi -->

Iklan Atas

Implementasi Islam dalam Kesehatan Mental dan Psikologi

maifil
Sabtu, 07 Oktober 2023

 Oleh  Dona Suzana (Mahasiswa Program Doktoral Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)

Ilustrasi : Freepik

Kesehatan mental dan psikologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Peningkatan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan mental telah menjadi fokus global, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kualitas hidup individu dan masyarakat. Di tengah tekanan modernitas, tantangan sosial, dan perubahan gaya hidup, masalah kesehatan mental semakin meresahkan.

Di sisi lain, Islam, sebagai agama yang meliputi semua aspek kehidupan, memberikan panduan dan nilai-nilai yang relevan dalam menjaga kesehatan mental dan psikologis. Konsep-konsep seperti ketenangan jiwa (sakinah), sabar (patience), dan tawakal (keyakinan pada Allah) merupakan inti dari pemahaman Islam yang berdampak positif pada kesehatan mental individu.

Implementasi Islam dalam kesehatan mental dan psikologi adalah topik yang menarik dan penting untuk dibahas. Terdapat potensi besar untuk memanfaatkan ajaran Islam sebagai sumber inspirasi dalam pemahaman dan pengembangan intervensi kesehatan mental yang efektif. Selain itu, pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Islam dapat memengaruhi kesehatan mental dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif dalam menyikapi masalah kesehatan mental di masyarakat Muslim

Pentingnya menggabungkan nilai-nilai Islam dalam praktik-praktik kesehatan mental dan psikologis, mengeksplorasi konsep-konsep kunci dalam Islam yang berkaitan dengan kesehatan mental, serta menguraikan peran penting yang dimainkan oleh profesional kesehatan mental dalam membantu individu Muslim memahami dan menerapkan ajaran Islam dalam menjaga kesehatan mental, dengan melakukan pendekatan, strategi, dan tantangan yang terkait dengan implementasi Islam dalam kesehatan mental, dengan harapan bahwa hal ini akan membuka jalan bagi perkembangan lebih lanjut dalam bidang ini dan membantu individu Muslim mencapai kesehatan mental yang lebih baik sesuai dengan ajaran agama mereka.

Konsep Kesehatan Mental dalam Islam

Dalam Islam, kesehatan mental merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan secara keseluruhan. Kesehatan mental dalam Islam mencakup kesehatan jiwa, pikiran, dan emosi. Konsep kesehatan mental dalam Islam didasarkan pada ajaran-ajaran Al-Quran dan Hadis, serta pengalaman para ulama dan praktisi kesehatan Islam.

Beberapa konsep kesehatan mental dalam Islam antara lain:

a.     Keseimbangan yaitu Keseimbangan antara fisik, mental, dan spiritual akan dapat dicapai dengan menjaga kesehatan fisik, beribadah secara teratur, dan menjaga kesehatan mental dengan cara menghindari stres dan kecemasan yang berlebihan.

b.      Ketabahan yaitu Ketabahan dapat membantu seseorang menghadapi masalah dan tantangan dalam hidup, serta membantu dalam proses penyembuhan kesehatan mental.

c.  Keteraturan, dengan keteraturan dalam hidup dapat dicapai dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan waktu untuk beribadah.

d.   Keterhubungan dengan Allah Subhanawwata’ala dan sesama manusia akan dapat membantu seseorang merasa lebih tenang dan bahagia, serta membantu dalam proses penyembuhan kesehatan mental.

 

Salah satu prinsip yang relevan adalah ketenangan jiwa dan ketahanan emosional yang berkaitan dengan  Al-Qur'an terdapat dalam :

  1. Surah Ar-Ra'd (13:28): "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
  2. Surah Al-Baqarah (2:286): "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
  3. Surah Ash-Sharh (94:5-6): "Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
  4. Surah Al-Ankabut (29:69): "Dan orang-orang yang berjuang untuk (mempertahankan agama) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sungguh, Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."

Meskipun tidak ada ayat-ayat yang secara khusus menyebutkan "kesehatan mental," prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya ketenangan jiwa, kesabaran, dan keyakinan pada Allah, yang semuanya relevan dalam menjaga kesehatan mental, ayat-ayat ini dapat menjadi landasan untuk memahami konsep kesehatan mental dalam perspektif Al-Qur'an.

Rasulullah Muhammad Shalallahu’alaihiwassalam telah menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan mental dan keseimbanan stabilitas emosional ,"Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shalallahu’alaihiwassalam bersabda, 'Tidak ada keimanan bagi seseorang di mana tidak ada akhlak, dan tidak ada akhlak bagi seseorang di mana tidak ada kesehatan mental.' (Hadis diriwayatkan oleh Ahmad)."Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga kesehatan mental adalah aspek penting dalam iman dan akhlak dalam Islam.  

Nilai-nilai Islam dalam Kesehatan mental dan Psikologi

Beberapa nilai-nilai Islam yang dapat diterapkan dalam kesehatan jiwa dan psikologi antara lain tawakal, ikhlas, kesederhanaan dalam hidup, dan kepedulian terhadap sesama. Implementasi nilai-nilai Islam dalam kesehatan jiwa dan psikologi dapat memiliki implikasi yang positif terhadap praktik kesehatan jiwa dan psikologi. Beberapa implikasi tersebut antara lain:

  1. Pendekatan Holistik. Implementasi nilai-nilai Islam dalam kesehatan jiwa dan psikologi dapat membantu dalam pengembangan pendekatan holistik dalam praktik kesehatan jiwa dan psikologi. Pendekatan holistik ini dapat membantu seseorang merasa lebih tenang dan bahagia, serta membantu dalam proses penyembuhan kesehatan mental.
  2. Pendekatan Spiritual. Implementasi nilai-nilai Islam dalam kesehatan jiwa dan psikologi juga dapat membantu dalam pengembangan pendekatan spiritual dalam praktik kesehatan jiwa dan psikologi. Pendekatan spiritual ini dapat membantu seseorang merasa lebih tenang dan bahagia, serta membantu dalam proses penyembuhan kesehatan mental.
  3. Pendekatan Budaya. Implementasi nilai-nilai Islam dalam kesehatan jiwa dan psikologi juga dapat membantu dalam pengembangan pendekatan budaya dalam praktik kesehatan jiwa dan psikologi. Pendekatan budaya ini dapat membantu seseorang merasa lebih tenang dan bahagia, serta membantu dalam proses penyembuhan kesehatan mental.

Meskipun banyak faktor psikososial yang terjadi saat ini pada masyarakat dan berpotensi besar menyebabkan masalah kesehatan jiwa, namun perhatian terhadap aspek kesehatan jiwa hingga saat ini masih minimal. Hal ini salah satunya terjadi akibat kurangnya informasi dan pemahaman tentang masalah kesehatan jiwa.Aplikasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari mampu menjadi benteng dari gejala penyakit serta bisa memulihkan kesehatan jiwa bagi mereka yang merasakannya

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain. Upaya keluarga untuk berfungsi dengan baik akan menjadi faktor penting bagi kesehatan mental anggotanya

Terdapat beberapa gangguan jiwa yang dianggap sebagai penyakit jiwa menurut pandangan Islam, antara lain:

a)       Neurosis: Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya kecemasan, ketakutan, dan ketegangan yang berlebihan. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara menghindari faktor pemicu kecemasan dan ketakutan, serta dengan cara beribadah secara teratur.

b)       Psychoses: Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya gangguan pada persepsi, pemikiran, dan emosi. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara mengobati penyakit fisik yang mendasar, serta dengan cara beribadah secara teratur.

c)       Riya': Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya perilaku yang tidak tulus dalam beribadah atau berbuat baik kepada sesama manusia. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara memperbaiki niat dalam beribadah atau berbuat baik kepada sesama manusia.

d)       Iri: Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya rasa iri terhadap kesuksesan atau kebahagiaan orang lain. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara menghargai kesuksesan atau kebahagiaan orang lain, serta dengan cara beribadah secara teratur.

e)       Rakus: Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya keinginan yang berlebihan terhadap harta atau kekayaan. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara menghindari perilaku yang berlebihan dalam mengumpulkan harta atau kekayaan, serta dengan cara beribadah secara teratur.

f)        Was-was: Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya kecemasan yang berlebihan terhadap sesuatu yang tidak jelas atau tidak pasti. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara menghindari pikiran yang berlebihan terhadap sesuatu yang tidak jelas atau tidak pasti, serta dengan cara beribadah secara teratur.

g)       Bicara berlebih-lebihan: Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya kecenderungan untuk berbicara terus-menerus tanpa henti. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara menghindari perilaku yang berlebihan dalam berbicara, serta dengan cara beribadah secara teratur.

h)       Melaknati orang: Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya kecenderungan untuk mengutuk atau melaknat orang lain. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara menghindari perilaku yang berlebihan dalam mengutuk atau melaknat orang lain, serta dengan cara beribadah secara teratur.

i)         Janji bohong: Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya kecenderungan untuk tidak memenuhi janji atau komitmen yang telah dibuat. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara memperbaiki perilaku dalam memenuhi janji atau komitmen yang telah dibuat,

Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejala tersebut dan segera mencari bantuan jika diperlukan. Ada beberapa cara mengatasi gejala-gejala luar yang menunjukkan perasaan dalam hati menurut pandangan Islam tentang penyakit jiwa, diantaranya

  • .        Memperbaiki niat dalam beribadah atau berbuat baik kepada sesama manusia untuk mengatasi riya' atau perilaku yang tidak tulus.
  • .       Menghargai kesuksesan atau kebahagiaan orang lain untuk mengatasi rasa iri atau dengki.
  • .        Menghindari perilaku yang berlebihan dalam mengumpulkan harta atau kekayaan untuk mengatasi rakus.
  • .  Menghindari perilaku yang berlebihan dalam mengutuk atau melaknat orang lain untuk mengatasi kecenderungan untuk mengutuk atau melaknat orang lain.
  • .  Memperbaiki perilaku dalam memenuhi janji atau komitmen yang telah dibuat untuk mengatasi kecenderungan untuk tidak memenuhi janji atau komitmen yang telah dibuat.
  • .        Menghindari perilaku yang berlebihan dalam berbicara untuk mengatasi kecenderungan untuk berbicara terus-menerus tanpa henti.
  • .       Selain itu, beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala luar yang menunjukkan perasaan dalam hati menurut pandangan Islam tentang penyakit jiwa antara lain:
  • .     Mengikuti petunjuk ajaran Allah dan Rasul-Nya untuk mencapai ketenangan hidup dan kebahagiaan batin.
  • .       Istiqamah teguh pendirian dalam bertauhid kepada Allah SWT untuk mencapai ketenangan hidup dan kebahagiaan batin.
  • .         Optimistik dalam menghadapi masalah untuk mengatasi kecemasan dan ketakutan yang berlebihan.
  • .    Senantiasa berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT untuk mengatasi kecemasan dan ketakutan yang berlebihan.

Dari beberapa cara di atas, dapat disimpulkan bahwa mengatasi gejala-gejala luar yang menunjukkan perasaan dalam hati menurut pandangan Islam tentang penyakit jiwa dapat dilakukan dengan memperbaiki niat dalam beribadah atau berbuat baik kepada sesama manusia, menghargai kesuksesan atau kebahagiaan orang lain, menghindari perilaku yang berlebihan, serta dengan mengikuti petunjuk ajaran Allah dan Rasul-Nya.