Pedagang Pasar Tanah Abang Harap Harga Barang Online Sama dengan Offline -->

Iklan Atas

Pedagang Pasar Tanah Abang Harap Harga Barang Online Sama dengan Offline

Rabu, 11 Oktober 2023
Pedagang Tanah Abang minta harga barang online sama jadi offline.


Jakarta - Pedagang di Pasar Tanah Abang mengungkapkan harapannya terkait kebijakan harga barang online yang sejajar dengan harga di toko fisik, terutama setelah TikTok Shop secara resmi menghentikan layanan jual beli pada Rabu, 4 Oktober 2023.


Salah seorang pedagang Pasar Tanah Abang menyatakan bahwa meskipun penjualan meningkat, peningkatannya tidak terlalu signifikan. Ia menyoroti fakta bahwa masih ada e-commerce lain yang menjual barang dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga jual di toko fisik.


Oleh karena itu, pedagang ini meminta pemerintah untuk mengatur keseimbangan harga antara layanan jual beli online dengan harga penjualan offline.


"Harga juga harus disesuaikan dengan harga di toko fisik. Selain itu, barang-barang impor juga seharusnya diberi aturan ketat atau bahkan dihentikan. Karena barang-barang impor ini seringkali dijual dengan harga yang lebih murah," ujarnya ketika ditemui di Pasar Tanah Abang pada Senin, 9 Oktober 2023.


Rahmi, seorang pedagang lainnya, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat perbedaan harga yang signifikan antara penjualan online dan offline, dan hal ini sangat mempengaruhi pendapatannya. Ia menjelaskan bahwa dalam sehari, ia hanya mampu menghasilkan sekitar Rp1,5 juta. Angka ini jauh berbeda dari masa sebelum pandemi dan sebelum bisnis online berkembang. Pada saat itu, pendapatan minimumnya mencapai Rp5 juta per hari.


"Kami ingin mencapai tingkat seperti dulu. Dulu, omset harian minimal Rp5-7 juta. Sekarang, pendapatan harian hanya sekitar Rp1,5 juta. Bahkan, mencapai angka Rp5 juta sudah jarang terjadi," katanya.


Pada hari Senin yang lalu, hingga pukul 14.00 WIB, Rahmi baru berhasil menjual 15 pakaian. Ia mengakui bahwa jika situasi seperti ini terus berlanjut, ia mungkin akan terpaksa menutup tokonya. Hal ini disebabkan oleh beban biaya sewa toko yang mencapai Rp50 juta per tahun, ditambah dengan pembayaran dua pegawai.


Pasar Tanah Abang merupakan salah satu pusat perdagangan terbesar di Indonesia, dan perubahan dalam pola belanja online telah mengubah lanskap perdagangan tradisional di sana. Pedagang lokal berharap agar pemerintah dapat menciptakan kebijakan yang adil guna menjaga keberlanjutan bisnis mereka. (BY)