Antara Gaji Sri Mulyani di World Bank dan sebagai Menkeu: Perbedaan yang Mencolok -->

Iklan Atas

Antara Gaji Sri Mulyani di World Bank dan sebagai Menkeu: Perbedaan yang Mencolok

Selasa, 30 Januari 2024

Gaji Menteri Keuangan


Jakarta - Perbandingan gaji antara Sri Mulyani saat bekerja di World Bank dan sebagai Menteri Keuangan sungguh terasa seperti langit dan bumi. Sri Mulyani, yang lahir pada 26 Agustus 1962, merupakan lulusan dari Universitas Indonesia dan Universitas Illinois.


Dengan latar belakang pendidikan tersebut, serta pengalaman kerja yang gemilang, termasuk sebagai Menteri Keuangan dan Direktur Pelaksana di World Bank, Sri Mulyani menunjukkan kehebatannya.


Namun, kedua pekerjaan tersebut memiliki perbedaan yang sangat mencolok, baik dari segi tugas maupun gaji yang diterima. Berikut adalah perbandingan gajinya:


Gaji di World Bank

Saat bergabung dengan World Bank pada tahun 2010, Sri Mulyani menduduki posisi kedua paling berpengaruh. Menurut publikasi World Bank untuk periode hingga 30 Juni 2015, total gajinya mencapai USD630.175 per tahun, atau sekitar Rp9,9 miliar per tahun (dengan kurs Rp15.800 per USD).


Dengan kata lain, Sri Mulyani mendapatkan gaji sekitar Rp687,5 juta setiap bulannya. Selain itu, ada tambahan dana pensiun sebesar USD120.566, serta bonus dan remunerasi sekitar USD99.659.


Gaji Menteri Keuangan

Berdasarkan data dari Direktorat Penyusunan APBN Kementerian Keuangan pada 9 November 2015, seorang Menteri Keuangan mendapatkan gaji sebesar Rp19 juta per bulan. Jumlah ini belum termasuk biaya operasional menteri yang berkisar antara Rp120 hingga Rp150 juta per bulan.


Dengan demikian, selisih gaji antara Sri Mulyani saat menjadi Menteri Keuangan dan saat bekerja di World Bank terasa sangat signifikan.


Sri Mulyani telah resmi menjabat Menteri Keuangan sejak 27 Juni 2016. Dia menyatakan bahwa jabatan yang diberikan oleh Presiden Jokowi merupakan sebuah kehormatan baginya. Meskipun tidak mudah, dia menerima tugas tersebut atas permintaan langsung dari Presiden Joko Widodo.


Alasannya adalah karena dia ingin mengabdikan ilmunya untuk kepentingan bangsa dan negara. "Saya dengan rendah hati ingin membuktikan kemampuan dan profesionalisme saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan dukungan dari seluruh jajaran Kementerian Keuangan," jelasnya.(BY)