Perjalanan Kekayaan Gina Rinehart, Dari Warisan Hingga Eksplorasi Lithium -->

Iklan Atas

Perjalanan Kekayaan Gina Rinehart, Dari Warisan Hingga Eksplorasi Lithium

Selasa, 30 Januari 2024
Ratu Tambang dengan Harta Rp487 Triliun.


Jakarta - Gina Rinehart, yang sering dijuluki sebagai ratu tambang, merupakan pengusaha sukses asal Australia yang memiliki bisnis pertambangan bijih besi melalui perusahaan Hancock Prospecting.


Dengan kekayaan mencapai USD30,8 miliar atau sekitar Rp487,4 triliun (dengan kurs Rp15.827 per USD), Gina Rinehart merupakan anak dari Lang Hancock, miliarder sekaligus pendiri perusahaan Hancock Prospecting yang berbasis di Australia. Pada tahun 2024, Gina Rinehart menjadi orang terkaya di Australia.


Setelah mewarisi bisnis tambang bijih besi pada tahun 1992, Gina Rinehart mengambil peran sebagai executive chairman, bahkan ketika perusahaannya menghadapi kesulitan keuangan. Aset terbesarnya, Hancock Prospecting, mencakup proyek pertambangan Roy Hill, yang berhasil melunasi utang sebesar USD7,2 miliar yang digunakan untuk proyek tersebut. Proyek ini mulai mengirimkan hasilnya ke Asia pada tahun 2015.


Gina Rinehart tidak hanya fokus pada tambang bijih besi, tetapi juga merambah ke sektor pertambangan mineral tanah jarang, gas, dan bahkan menjadi produsen ternak terbesar kedua di Australia.


Saingannya yang terbaru adalah dunia lithium. Lithium, sebagai komponen utama dalam baterai mobil listrik, kini semakin populer. Dalam beberapa bulan terakhir, Rinehart telah melakukan langkah-langkah strategis di pasar saham Australia. Dia membeli sejumlah besar saham Liontown Resources, perusahaan tambang lithium, yang mengakibatkan dampak besar.


Tindakan ini bahkan memaksa Albemarle Corporation, perusahaan yang mewakili Amerika Serikat, untuk membatalkan rencana pengambilalihan senilai USD4,2 miliar. Selain itu, Rinehart juga mengacaukan rencana perusahaan tambang lithium Chili, Sociedad Quimica y Minera (SQM), dengan membeli saham di perusahaan lain, yaitu Azure Minerals.(BY)