Selebrasi Kontroversial di Indonesia Masters 2024, Reaksi Teguran Rehan Naufal Kusharjanto pada Pasangan Denmark -->

Iklan Atas

Selebrasi Kontroversial di Indonesia Masters 2024, Reaksi Teguran Rehan Naufal Kusharjanto pada Pasangan Denmark

Minggu, 28 Januari 2024
Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati kala berlaga. 


Jakarta - Momen teguran ganda campuran Denmark di Indonesia Masters 2024 menjadi sorotan setelah Jesper Toft dan Clara Graversen merayakan kemenangan mereka dengan selebrasi yang menarik perhatian. Kejadian menarik ini terjadi setelah pasangan Denmark berhasil mengalahkan tuan rumah, Rehan Naufal Kusharjanto dan Lisa Ayu Kusumawati, di perempatfinal turnamen tersebut.


Setelah memenangkan pertandingan, Toft langsung merayakan dengan membentuk love dengan tangan ke arah tribun penonton. Menariknya, selebrasi ini mirip dengan yang dilakukan oleh Rehan setelah kemenangannya di babak 16 besar Indonesia Masters 2024.


Rehan sebelumnya telah melakukan selebrasi serupa dengan membentuk love dengan tangan ke arah tribun, namun ternyata selebrasi tersebut ditujukan untuk orangtua tercintanya.


Setelah pertandingan, Rehan terlihat berbicara dengan Toft di lapangan. Ternyata, Rehan mengira bahwa Toft sedang mengejek selebrasi yang dilakukannya sehari sebelumnya. Namun, setelah klarifikasi, diketahui bahwa selebrasi Toft tersebut ditujukan untuk kekasihnya.


"Saya kira dia mengejek selebrasi saya kemarin. Saya bilang ada ibu saya di sana, enggak boleh gitu. Ternyata, dia minta maaf dan bilang tidak bermaksud mengejek. Ya sudah, dia minta maaf, dan yang penting di dalam lapangan kita adalah musuh, tapi di luar tetap berteman," ungkap Rehan kepada wartawan, termasuk MNC Portal Indonesia, pada Jumat, 26 Januari 2024.


Rehan/Lisa akhirnya kalah dari Toft/Graversen dalam dua gim langsung dengan skor 15-21 dan 16-21, hasil yang cukup mengejutkan. Rehan menyatakan bahwa faktor tekanan dan keterburu-buruan menyebabkan kekalahan mereka. Dia juga menilai bahwa lawannya tampil lebih baik pada hari itu.


"Ketekanan terus menerus membuat kami sulit keluar dari tekanan. Mereka bermain sangat baik hari ini, tidak seperti kemarin. Saya melihat bahwa lawan perempuannya lebih lincah, dan lawan prianya lebih mendominasi dengan mengatur ritme permainan lebih tenang," jelas Rehan.


"Mungkin karena mereka bermain lebih rileks, sedangkan kami bermain di Indonesia sendiri, sehingga tentu ada tekanan lebih. Mungkin itu faktor keterburu-buruan sehingga saya kurang tenang. Sebenarnya, jika kami lebih tenang, kami bisa mengeksploitasi celah-celah dalam permainan mereka," tambahnya.


Sementara itu, Lisa memberikan tanggapan singkat, menyatakan bahwa yang perlu diperbaiki adalah kesiapan mereka untuk menghadapi berbagai kondisi dalam pertandingan selanjutnya.


"Kami harus lebih siap lagi untuk permainan kita. Apapun kondisinya, kita harus tetap siap," ujar Lisa. (des)