Tragedi Ledakan di RS Semen Padang, 18 Orang Luka-luka -->

Iklan Atas

Tragedi Ledakan di RS Semen Padang, 18 Orang Luka-luka

Rabu, 31 Januari 2024
Gubernur Sumbar Mahyeldi memberi keterangan kepada wartawan.


Padang, fajarsumbar.com  - Suasana mendebarkan melanda Semen Padang Hospital (SPH) setelah ledakan dahsyat terjadi di lantai 1 pada Selasa, 30 Januari 2024, pukul 15.30 WIB. Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi segera merespons dengan cepat, mengungkapkan bahwa dampak ledakan tersebut terbatas pada lantai 1 dan 2 dengan kerusakan signifikan. Sedikitnya 18 orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat insiden mengerikan ini.


Gubernur Mahyeldi, dalam kunjungannya ke SPH, menjelaskan bahwa lantai 1, yang pada saat itu digunakan untuk pasien rawat jalan, menjadi lokasi ledakan. Meskipun demikian, ia menyatakan rasa syukurnya karena lantai 3 hingga 6 tetap aman tanpa kerusakan berat.


Proses evakuasi para pasien ke rumah sakit terdekat, seperti RS Siti Rahmah, RSUP M Djamil Padang, RSUD Rasidin, dan Rumah Sakit dr. Reksodiwiryo Padang, dilaksanakan dengan cepat. Gubernur memberikan apresiasi atas kesiapan dan tanggap cepat rumah sakit sekitar.


"Buktinya para korban sudah berada di RS sekitar. Sementara evakuasi tadi semuanya juga sudah clear," ujarnya.


Gubernur Sumbar juga memuji tim gabungan yang bekerja efisien dalam mengevakuasi para korban. Ia menyebutkan bahwa para korban yang memiliki BPJS Kesehatan tetap dapat memanfaatkannya meskipun dipindahkan ke rumah sakit terdekat.


"Tadi dinas kesehatan sudah berkoordinasi dengan SPH (BPJS). Saat ini sudah selesai, dan tidak ada masalah. Sementara yang sudah membaik juga sudah ada yang pulang," tambahnya.


Meskipun dugaan awal mengarah pada ruang AC sebagai penyebab ledakan, Gubernur Mahyeldi mendesak Polresta Padang untuk segera menyelidiki insiden tersebut. Ia juga mengimbau seluruh rumah sakit di wilayah Sumbar untuk meningkatkan kewaspadaan dalam beraktivitas.


"Jadi untuk RS lainnya harus meningkatkan kewaspadaan dalam beraktivitas atau dalam hal lainnya. Seperti di sini pekerja (AC) masih orang dalam, bukan orang luar (masih terjadi ledakan). Jadi tiap RS harus ada orang yang pandai spesifik dalam instalasi atau lainya. Agar tidak terjadi korban-korban lainya," tandasnya. (ab)