Gubernur Sumbar Stop Tambang Ilegal di Jalan Nasional Padang-Solok Selatan -->

Iklan Atas

Gubernur Sumbar Stop Tambang Ilegal di Jalan Nasional Padang-Solok Selatan

Rabu, 20 Maret 2024

Kondisi Jalan Nasional Padang-Solok Selatan di kawasan Aie Dingin, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Selasa (19/3/2024) yang rusak akibat aktivitas tambang galian C di wilayah tersebut. 



Arosuka - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, melakukan peninjauan terhadap kondisi Jalan Nasional Padang-Solok Selatan di wilayah Aie Dingin, Alahan Panjang, Kabupaten Solok pada hari Selasa (19/3/2024).


Dalam kegiatan tersebut, Gubernur Sumbar menghentikan kegiatan operasional salah satu perusahaan tambang galian C yang tidak memiliki izin resmi. Selain itu, dia juga mengevaluasi izin dari beberapa perusahaan tambang lainnya yang diduga menjadi penyebab kerusakan jalan sepanjang sekitar 20 kilometer di daerah tersebut.


“Kerusakan yang telah lama menjadi keluhan masyarakat di Jalan Nasional Aie Dingin ini tidak bisa diabaikan lagi. Saya juga telah menerima keluhan dari Menteri PUPR terkait kondisi jalan ini. Dengan melihat langsung kondisi hari ini, kami tidak bisa lagi membiarkan hal ini terus berlanjut,” ujar Gubernur di lokasi peninjauan.


Selama peninjauan, Gubernur Sumbar bersama dengan staf dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan peninjauan di lima titik kerusakan terparah bersama Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN), Thabrani.


Hasilnya, terungkap bahwa kerusakan jalan dan rumah warga disebabkan oleh aktivitas tambang ilegal di sekitar area tersebut.


“Sebelumnya, kami telah memberikan perintah kepada OPD di tingkat provinsi, termasuk Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCKTR), untuk menyelidiki akar permasalahan kerusakan jalan nasional ini. Sebagian dari tugas mereka telah diselesaikan, namun masih ada beberapa isu yang membutuhkan klarifikasi lebih lanjut,” tambahnya.


Berdasarkan peninjauan terperinci di lima titik kerusakan terparah, terlihat jelas bahwa aktivitas tambang di sisi timur jalan telah menyebabkan air galian yang tidak terkendali, yang kemudian menyebabkan longsoran dan kerusakan pada jalan di sisi barat.


“Oleh karena itu, kami telah menghentikan aktivitas tambang di Aie Dingin Timur yang tidak memiliki izin. Kami juga sedang mengevaluasi aktivitas tambang di kawasan Lekok. Kami akan menyelesaikan masalah ini dengan tindakan tegas,” tegasnya.


Mahyeldi mengatakan bahwa tindakan tegas harus segera dilakukan untuk mengatasi persoalan ini. Jika tidak, ruas jalan nasional tersebut diperkirakan tidak akan dapat diselamatkan, yang akan berdampak buruk pada ratusan ribu warga yang bergantung pada jalan tersebut sebagai akses utama ke Kabupaten Solok Selatan (Solsel).


“Kami berharap setelah semua permasalahan terselesaikan, BPJN dapat segera memperbaiki kualitas jalan ini. Hal ini sangat penting bagi masyarakat,” ujarnya.


Sementara itu, Kepala BPJN Sumbar, Thabrani, menyatakan bahwa ruas jalan nasional di Aie Dingin yang berjarak sekitar 20 kilometer merupakan wilayah yang sangat rawan longsor karena aktivitas tambang yang tidak terkontrol.


“Curah hujan tinggi pada 7 Maret 2024 menyebabkan 10 titik longsor di ruas jalan ini. Enam titik telah dibersihkan, namun empat titik lainnya membutuhkan penanganan khusus. Jika tidak, jalan ini akan putus,” katanya.


Setelah peninjauan langsung oleh Gubernur Sumbar dan staf, BPJN berharap dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi kerusakan jalan yang disebabkan oleh aktivitas tambang tersebut.


“Perbaikan kualitas jalan akan sia-sia jika penataan tambang di area tersebut tidak dilakukan dengan benar,” tambahnya.(des