Tantangan dan Prospek Mobil Hybrid di Indonesia, Pandangan dari BMW -->

Iklan Atas

Tantangan dan Prospek Mobil Hybrid di Indonesia, Pandangan dari BMW

Selasa, 02 April 2024

BMW tak kunjung bawa mobil hybrid baru ke Indonesia, ini alasanya.


Jakarta - Pasar mobil hybrid terus berkembang di Indonesia dengan sejumlah produsen yang menghadirkan model terbaru di segmen tersebut. Namun, BMW belum menambah lini model mobil hybrid hingga saat ini.


Pemerintah saat ini tengah merancang wacana pemberian insentif untuk mobil hybrid mengingat mobil jenis tersebut terbukti mampu menurunkan emisi hingga lebih dari 50 persen.


Arifin Makarim, Direktur Penjualan BMW Group Indonesia, mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian insentif mobil hybrid dari pemerintah. Menurutnya, hal tersebut akan membuat harga produk yang dipasarkan menjadi lebih terjangkau.


"Sejauh ini kita lihat insentif dan manfaat utama lebih untuk BEV (Battery Electric Vehicle), sementara belum ada (insentif) untuk mobil hybrid," kata Arifin di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.


Meskipun demikian, BMW Indonesia sudah memasarkan mobil hybrid, yaitu X7, dengan harga Rp2,4 miliar off the road. Teknologi yang digunakan adalah mild hybrid yang tertanam di gearbox dalam bentuk generator starter yang dapat memberikan tenaga 12 hp.


Jodie O'tania, Direktur Komunikasi BMW Group Indonesia, mengatakan bahwa sangat memungkinkan membawa mobil hybrid terbaru ke Indonesia. Menurutnya, secara global, BMW memiliki strategi untuk menghadirkan model dengan beragam jenis powertrain.


"BMW Global memiliki strategi untuk menyediakan kendaraan dengan beragam jenis powertrain. Kita punya ICE, BEV, dan PHEV. Jadi mobil hybrid baru untuk pasar Indonesia, sebenarnya cukup memungkinkan," ujarnya.


"Kita akan melihat lagi seperti apa insentif atau penerimaan seperti apa. Tapi pastinya kalau hanya membawa sangat mudah untuk BMW," tambah Jodie.


Arifin juga menekankan bahwa bagi masyarakat Indonesia, lebih mudah untuk beralih ke mobil hybrid daripada langsung ke mobil listrik berbasis baterai. Hal ini karena mobil jenis ini masih mengandalkan bahan bakar minyak sebagai sumber daya utama.


"Untuk melakukan peralihan dari ICE ke PHEV lebih mudah. Kalau BEV butuh waktu lebih banyak untuk melakukan studi tersebut. Keuntungan (bebas) ganjil genap kan BEV yang dapat, sementara untuk hybrid kita belum tahu seperti apa," ucap Arifin.(BY)