Duka Bencana Sawahlunto, Senyum Pengobat Hati Pelipur Lara -->

Iklan Atas

Duka Bencana Sawahlunto, Senyum Pengobat Hati Pelipur Lara

Rabu, 08 Mei 2024
Ketua DPRD Kota Sawahlunto Eka Wahyu mengunjungi warga Kampuang Munggu, Dusun Sawah Tambang, Desa Muaro Kalaban usai dihantam banjir. (foto anton) 


Sawahlunto, fajarsumbar.com - Jum'at 3 Mei 2024, usai ba'da Maghrib hujan deras beserta kilatan petir sahut menyambar Kota Sawahlunto. Ribuan warga gusar waspada menyibukkan diri sambil berdoa. Hujan, berhentilah! Begitu tulis doa mereka di media sosial. 


Malam semakin larut, kekhawatiran mereka tak kunjung reda. Air merangkak naik, merendam rumah warga Desa Muaro Kalaban Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. 


Dinding-dinding tanah bukit ikut turun menghantam rumah mereka. Listrik padam pun ikut menambah duka lara dalam keheningan malam gelap gulita. 


Melihat video pewarta warga, sebuah rumah di Dusun Sungai Cacang, Desa Silungkang Oso, Kecamatan Silungkang naas dihantam tanah longsor. 


Malang sekejap mata, Rini Maharani (15) siswi SMP Muhammadiyah Silungkang putri pasangan Dasrajat dan Erlina menjadi korban keganasan alam yang murka. 


Di antara dinginnya malam hujan tak kunjung henti, Rini terlelap dalam tidurnya. Rini pun pergi meninggalkan ayah bunda selamanya, menghadap Yang Maha Kuasa. 


Ketua DPRD Kota Sawahlunto Eka Wahyu menyalurkan bantuan kepada warga korban banjir di Desa Muaro Kalaban. (foto anton


Bala bantuan mencoba meronta, dihalangi beberapa titik longsor menuju kesana. Warga dengan segala kendala, berupaya lepas dari kehendak-Nya. 


Sabtu 4 Mei 2024, pagi-pagi yang ringkih berubah menjadi momen yang menggetarkan hati. Dengan sisa-sisa tenaga yang lelah, mencoba bangkit memecah suasana duka.


Ribuan manusia berjibaku membersihkan puing-puing peninggalan bencana. Jeritan hati ibu Erlina dan sang ayah terdengar seolah meresapi udara. Berharap jenazah Rini segera ditemukan, dalam kondisi yang rapuh tekad keluarga tak pernah kendur.


Perjuangan para relawan pun membuahkan hasil, sekira pukul 13.00 jenazah Rini ditemukan, ayah bunda sanak saudara tak kuasa menahan tangis. "Rini Maafkan bapak ni," terdengar suara sang ayah saat tubuh Rini mulai terlihat diantara timbunan longsor, hingga akhirnya almarhumah diantarkan ketempat peristirahatan terakhir. 


Sebuah kisah tentang kesabaran, keberanian, dan keyakinan. Kisah tentang kota tua yang tak pernah menyerah, yang memancarkan cahaya dalam kegelapan. Rasa persaudaraan adalah pahlawan dalam kisah ini, tempat di mana semua energi positif bertemu dan menyatu.


Eka Wahyu menyalurkan bantuan kepada warga korban tanah longsor di Kampung Melawas atau biasa disebut Malowe, Dusun Pasa Usang, Desa Silungkang Tigo. (foto anton


4 hingga 6 Mei 2024, sirene tanggap bencana silih berganti berdatangan ke pelosok negeri. Bersama doa dan harapan, para relawan menjadi obat penawar bagi korban keganasan alam. 


Pemerintah daerah, pihak swasta hingga sanak saudara di perantauan, ikut larut dalam kesedihan. Bantuan tenaga, moril dan materil disertakan penghibur warga dalam pengungsian. 


Selasa 7 Mei 2024, Ketua DPRD Kota Sawahlunto Eka Wahyu turun ke lapangan. Kampuang Munggu, Dusun Sawah Tambang, Desa Muaro Kalaban menjadi tujuan. 


Disertai hujan yang turun, semangat keibuan Eka Wahyu tak pernah padam melihat kondisi warga terdampak bencana. 


Didampingi Sekretaris DPRD Sawahlunto Dedi Syahendry, Camat Silungkang Andi Eka Putra, Kasi Kedaruratan BPBD Sawahlunto Asnofaweri dan para warga pun sahut menyahut mengajak rombongan melihat kondisi sesungguhnya. 


Meski dirundung bencana, senyuman warga tampak pecah dengan kehadiran wakil rakyatnya. Puluhan rumah warga terendam banjir setinggi dada orang dewasa. 


Eka Wahyu memberikan bantuan untuk Dapur Umum Tanggap Bencana Longsor Kota Sawahlunto. (foto anton) 


Sahutan wanita paruh baya, menggandeng tangan Eka kerumahnya. "Buk lihatlah keadaan rumah kami," katanya. Senyum merekah masih terlihat diwajahnya, meskipun puing-puing usai bencana belum mampu dibersihkan seutuhnya. 


"Ini bentuk kepedulian terhadap keluarga kita yang terkena musibah. Sekretariat DPRD kemarin sudah turun ke lapangan. Saya sebagai Ketua DPRD Kota Sawahlunto ingin melihat masyarakat saya yang terkena musibah sekaligus menjalin silaturahmi agar tak terputus atas musibah yang menimpa," ujarnya di lokasi bencana. 


Eka Wahyu mengunjungi warga dan menanyakan bagaimana keadaan serta menyalurkan bantuan untuk meringankan beban warga yang tertimpa musibah. 


"Kita akan berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk mengatasi semua musibah yang ada. Kepada warga supaya berhati-hati lagi, karena curah hujan yang masih tinggi sekarang ini, cuaca tidak menentu dan curah hujan yang tidak bisa diprediksi, kita harus hati-hati dan tetap waspada. Kita juga akan bergotong royong untuk mengatasi penyebab luapan itu terjadi," sebutnya. 


Eka Wahyu berupaya menghibur seorang Balita anak warga korban longsor di Desa Silungkang Tigo. (foto anton


Kampung Melawas atau biasa disebut Malowe, Dusun Pasa Usang, Desa Silungkang Tigo menjadi tujuan Eka Wahyu selanjutnya bersama rombongan. Di lokasi ini, satu alat berat mini masih bekerja membersihkan hadangan tanah longsor. 


Di kampung ini merupakan salah satu titik yang sangat parah dari banyak titik lainnya yang terkena bencana longsor. Beberapa unit rumah dan mobil tak berdaya usai dihantam longsor. 


Pohon-pohon masih bergelimpangan diantara rumah-rumah warga diantara tebing-tebing bukit  disekitar pemukiman. 


Dalam kesempatan ini, Ketua DPRD Kota Sawahlunto beserta rombongan juga menyambangi Dapur Umum Tanggap Darurat Bencana Longsor Kota Sawahlunto untuk memberikan dukungan dan bantuan serta dikemudian hari akan menyisir beberapa titik bencana lainnya. (ton