Dukungan Gaikindo Terhadap Kehadiran Merek Otomotif China di Indonesia -->

Iklan Atas

Dukungan Gaikindo Terhadap Kehadiran Merek Otomotif China di Indonesia

Jumat, 10 Mei 2024

Kenapa banyak brand China ramaikan industri otomotif Indonesia?


Jakarta - Belakangan ini, banyak merek asal China yang ikut meramaikan industri otomotif Indonesia. Mayoritas dari mereka menawarkan mobil listrik dengan harga yang terjangkau.


Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menyatakan bahwa kehadiran merek China ini tidak terlepas dari karakteristik Indonesia. Sebagai negara berkembang yang fokus pada kendaraan listrik, Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik.


"Indonesia adalah salah satu pusat ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dengan mayoritas penduduknya adalah generasi muda dari total 275 juta jiwa. Ini membuat Indonesia menjadi pasar mobil yang sangat potensial dan dinamis, menarik bagi produsen kendaraan global," ujar Nangoi di Jakarta Pusat, belum lama ini.


Namun, Nangoi memastikan bahwa kehadiran merek tersebut bukanlah sesuatu yang negatif, melainkan menguntungkan bagi industri otomotif Indonesia. Persaingan antara banyak produsen akan menghasilkan produk yang lebih berkualitas dengan harga yang terjangkau.


Bahkan, produsen asal China mulai serius dalam meramaikan persaingan industri otomotif di Indonesia. Beberapa merek dari negeri Tirai Bambu tersebut bahkan sudah melakukan investasi dan berencana membangun pabrik di Tanah Air.


"Saat ini, produsen mobil global, terutama dari Tiongkok, semakin tertarik dengan pasar Indonesia, dan mereka bersemangat untuk berinvestasi dalam membangun pabrik dan infrastruktur di Tanah Air. Bagi Gaikindo, ini tentu saja hal yang sangat positif untuk perkembangan industri otomotif Indonesia," ungkap Nangoi.


Kehadiran merek asal China juga diharapkan dapat membantu Indonesia keluar dari ketergantungan pada target penjualan 1 juta unit mobil setiap tahunnya. Terlebih, penjualan mobil mengalami penurunan pada kuartal pertama tahun 2024.


Nangoi menjelaskan bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah Pemilu 2024 yang membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang. Selain itu, kenaikan harga bahan baku juga menjadi penyebab utama.


"Industri otomotif mengalami penurunan 22 persen pada kuartal pertama, yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan harga bahan baku, pengaruh besar dari agenda politik, dan juga peraturan yang lebih ketat yang mengganggu penjualan," ungkapnya.(BY)