![]() |
GM PT Bukit Asam UPO Yulfaizon saat meninjau dan membuka police line GPK bersama Kasat Reskrim Polres Sawahlunto AKP Syafrinaldi, 16 Februari 2024 lalu. (dokumen anton) |
Sawahlunto, fajarsumbar.com - Kebakaran Gedung Pusat Kebudayaan (GPK) Kota Sawahlunto pada 3 November 2022 lalu, masih menyisakan banyak pertanyaan pasca kebakaran karena masih belum adanya upaya perbaikan gedung bersejarah di tengah-tengah Kota Warisan Dunia UNESCO.
Pertanyaan itu, datang dari anggota DPRD Kota Sawahlunto Rio Mardanil saat menyampaikan Pemandangan Umum Fraksi Gerakan Restorasi Keadilan Indonesia Raya (NasDem, PKS dan Gerindra) terhadap Ranperda tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Sawahlunto tahun 2023 saat rapat paripurna di gedung DPRD setempat, Senin (24/6/2024) lalu.
Rapat paripurna ini dipimpin Ketua DPRD Eka Wahyu didampingi Wakil Ketua I H Jaswandi, Wakil Ketua II Elfia Rita Dewi dan dihadiri anggota DPRD, Forkopimda serta Sekretaris Daerah Ambun Kadri dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintahan Kota Sawahlunto.
Rio Mardanil mengatakan dengan dinobatkannya Sawahlunto sebagai Kota Warisan Dunia oleh UNESCO, membuat Sawahlunto di kenal di seluruh dunia. Salah satu cagar budayanya yang menjadi penunjang adalah bangunan GPK yang terletak di jantung Kota Sawahlunto.
"Namun beberapa waktu lalu, musibah kebakaran melanda bangunan tua yang bersejarah itu dan kalau dihitung susah 2 tahun lebih musibah itu melanda bangunan bersejarah tersebut. Tapi sangat disayangkan, bangunan tua yang penuh sejarah itu sampai saat ini dibiarkan begitu saja, seakan-akan tanpa ada upaya untuk memperbaikinya ataukah memang sengaja dibiarkan begitu saja agar nantinya berubah julukan kota tua ini? Untuk itu kami mempertanyakan sudah sejauh manakah upaya Pemko untuk membangunnya kembali?" tanya Rio Mardanil. (ton)